Sumber foto: iStock

Olahraga Bisa Picu Serangan Jantung? Ini Bahaya FOMO Workout yang Tak Banyak Disadari

Tanggal: 13 Mei 2025 23:51 wib.
Olahraga kini tak sekadar aktivitas menjaga tubuh tetap bugar. Di era media sosial dan tren gaya hidup sehat, olahraga telah menjelma menjadi simbol gaya hidup modern yang dianggap keren dan produktif. Namun, di balik semangat kolektif mengejar tubuh ideal dan stamina prima, ada bahaya tersembunyi yang sering diabaikan: fenomena FOMO workout—yaitu ketika seseorang berolahraga hanya karena takut ketinggalan tren, tanpa memahami kondisi kesehatannya terlebih dahulu.

Dr. Muhammad Agi R., Sp.JP, seorang Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, mengingatkan bahwa memaksakan tubuh berolahraga tanpa pengetahuan dan kesiapan yang memadai bisa menimbulkan risiko serius. Salah satunya bahkan bisa berujung pada serangan jantung mendadak.


Olahraga: Sehat atau Ancaman Tersembunyi?

Tak bisa dipungkiri bahwa olahraga memberikan banyak manfaat bagi tubuh: memperkuat otot, menjaga berat badan, hingga meningkatkan kesehatan mental. Namun, tidak semua olahraga cocok untuk semua orang. Ketika tubuh dipaksa mengikuti latihan intensitas tinggi tanpa pertimbangan kondisi jantung, maka risiko yang dihadapi bisa berbahaya.

“Ketika seseorang melakukan olahraga berat, aktivitas simpatis akan meningkat. Ini akan menyebabkan lonjakan detak jantung, tekanan darah naik, dan terjadinya peningkatan proses glikogenolisis serta lipolisis,” jelas dr. Agi dalam program Siaran Sehat bertema Jangan Asal Ikut Tren Workout, Cek Jantungmu Dulu pada Jumat, 9 Mei 2025.

Reaksi tersebut sebenarnya alami dan normal dalam kadar tertentu. Namun, jika tubuh tidak siap atau memiliki masalah kesehatan tersembunyi, maka reaksi ini bisa berubah menjadi kondisi yang fatal.


Zona Latihan: Kunci Aman Berolahraga

Salah satu konsep penting yang perlu dipahami sebelum berolahraga adalah zona latihan. Menurut dr. Agi, zona latihan dibagi menjadi lima level berdasarkan intensitas detak jantung dan tekanan fisik yang diberikan pada tubuh:



Zona 1 dan 2: Latihan dengan intensitas rendah, cocok untuk pemula atau mereka yang baru memulai rutinitas olahraga.


Zona 3: Intensitas sedang, ideal untuk peningkatan kebugaran umum.


Zona 4 dan 5: Termasuk olahraga intensitas tinggi yang hanya disarankan untuk orang dengan kondisi fisik dan jantung yang prima.



Sayangnya, banyak orang yang langsung meloncat ke zona 4 atau 5 hanya karena ikut-ikutan tren seperti HIIT, crossfit, atau lari jarak jauh, tanpa pernah melakukan skrining atau memahami batas kemampuan tubuhnya.


Jangan Korbankan Kesehatan Demi Tren

Dalam budaya digital saat ini, FOMO (Fear of Missing Out) menjadi dorongan kuat di balik banyak keputusan, termasuk dalam hal olahraga. Tak sedikit orang yang merasa harus ikut komunitas gym, lari maraton, atau posting hasil workout di media sosial agar dianggap “aktif dan sehat.” Namun, tanpa pemahaman mendalam tentang tujuan pribadi dan kondisi kesehatan, kegiatan ini bisa membawa lebih banyak mudarat daripada manfaat.

“Memulai olahraga sebaiknya bukan karena FOMO, tapi karena kesadaran akan manfaatnya. Mulailah dari zona rendah agar tubuh tidak terkejut. Jika tujuannya kesehatan, cukup dengan intensitas ringan dulu. Kalau tujuannya performa, barulah beban ditingkatkan bertahap,” ungkap dr. Agi.


Skrining Jantung: Langkah Kecil untuk Lindungi Nyawa

Sebelum menjalani program latihan, terutama yang berintensitas sedang hingga tinggi, sangat disarankan untuk melakukan skrining jantung. Pemeriksaan ini bisa berupa EKG (elektrokardiogram), tes treadmill, hingga konsultasi rutin dengan dokter spesialis jantung.

Langkah ini bukan hanya untuk mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, tapi juga bagi siapa pun yang ingin memastikan tubuhnya siap menerima tekanan fisik dari aktivitas olahraga. Banyak kasus serangan jantung mendadak terjadi pada orang-orang muda yang tampak sehat, namun ternyata menyimpan masalah jantung yang tidak terdeteksi.


Tips Olahraga Aman dan Efektif

Agar terhindar dari bahaya tersembunyi saat berolahraga, berikut beberapa prinsip yang bisa Anda terapkan:



Kenali tujuan Anda: Apakah ingin sehat, menurunkan berat badan, atau meningkatkan performa fisik? Tujuan akan menentukan metode dan intensitas latihan.


Lakukan secara bertahap: Mulailah dari latihan ringan, kemudian naikkan intensitasnya sesuai dengan kemampuan tubuh.


Konsultasi dengan ahli: Jika ragu, temui dokter atau pelatih profesional untuk membantu menyusun program latihan yang aman dan efektif.


Perhatikan sinyal tubuh: Sesak napas, pusing, nyeri dada, atau kelelahan ekstrem adalah tanda bahwa tubuh sudah melewati batas aman.


Istirahat dan nutrisi: Olahraga tidak hanya soal latihan keras. Pemulihan yang cukup dan asupan nutrisi seimbang sangat penting untuk hasil yang optimal.

Copyright © Tampang.com
All rights reserved