Obesitas di Perkotaan Semakin Mengkhawatirkan, Gaya Hidup Modern Biang Keladinya?
Tanggal: 9 Mei 2025 06:34 wib.
Tampang.com | Kota-kota besar di Indonesia tengah menghadapi krisis kesehatan yang jarang disorot: obesitas. Data terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi obesitas di wilayah perkotaan meningkat tajam dalam satu dekade terakhir, khususnya di kalangan usia produktif. Gaya hidup serba cepat, minim gerak, dan konsumsi makanan tinggi kalori menjadi pemicu utama.
Angka Obesitas di Perkotaan Terus Naik
Riset Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) pada tahun 2024 mencatat bahwa lebih dari 28% penduduk kota besar mengalami obesitas. Bahkan di kota seperti Jakarta dan Surabaya, angka ini mendekati 35%.
“Orang-orang di kota besar cenderung mengabaikan asupan makanan dan lebih memilih yang praktis. Padahal, makanan cepat saji tinggi kalori dan rendah serat,” jelas Dian Puspitasari, M.Gz, ahli gizi dari Depok.
Gaya Hidup Modern yang Minim Aktivitas Fisik
Jam kerja panjang, kemacetan, serta kebiasaan duduk berjam-jam di depan komputer membuat aktivitas fisik harian masyarakat kota nyaris nol. Banyak yang menganggap olahraga sebagai ‘kemewahan’ yang sulit dijalankan.
“Gaya hidup sedentari inilah yang membuat pembakaran kalori sangat rendah. Akumulasi ini berujung pada peningkatan berat badan dan akhirnya obesitas,” ungkap dr. Heri Subagio, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam.
Dampak Serius Terhadap Kesehatan
Obesitas bukan hanya soal penampilan. Kondisi ini meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes tipe 2, hipertensi, hingga stroke. Lebih parahnya, banyak yang tidak menyadari risikonya sampai terlambat.
“Lemak tubuh yang berlebih terutama di area perut sangat berisiko tinggi terhadap gangguan metabolik. Ini bukan sekadar masalah kosmetik, tapi bahaya nyata bagi kesehatan,” tegas dr. Heri.
Pengaruh Media dan Budaya Konsumsi
Iklan makanan instan dan budaya nongkrong di kafe turut mendorong pola makan tidak sehat. Ditambah lagi, banyak orang yang menjadikan makanan sebagai pelarian dari stres.
“Kita hidup di era di mana makanan manis dan gurih dianggap sebagai ‘comfort food’. Ini menciptakan kebiasaan konsumtif yang merusak,” tambah Dian.
Langkah Pencegahan yang Perlu Dilakukan
Pemerintah perlu memperluas edukasi tentang pentingnya makan seimbang dan aktivitas fisik, khususnya di lingkungan kerja dan sekolah. Kebijakan urban seperti jalur pejalan kaki dan ruang terbuka hijau juga bisa mendorong masyarakat lebih aktif.
“Penanganan obesitas butuh kolaborasi lintas sektor, tidak bisa hanya dibebankan pada individu. Kota harus menyediakan ruang dan sistem pendukung untuk hidup sehat,” tutur dr. Heri.
Tindakan Nyata untuk Masa Depan Sehat
Mengatasi obesitas memerlukan perubahan gaya hidup secara menyeluruh, mulai dari pola makan, aktivitas fisik, hingga manajemen stres. Semakin cepat disadari, semakin mudah ditangani.
“Obesitas bukan takdir, tapi hasil dari kebiasaan yang bisa diubah. Mulailah dari langkah kecil: kurangi gula, banyak bergerak, dan tidur cukup,” tutup Dian.