Obesitas Anak Semakin Mengkhawatirkan, Apakah Iklan Makanan Jadi Pemicunya?
Tanggal: 9 Mei 2025 06:32 wib.
Tampang.com | Obesitas pada anak kini menjadi isu kesehatan serius di Indonesia. Fenomena ini bukan hanya disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup, tetapi juga oleh pengaruh besar media dan iklan makanan. Tayangan televisi dan media sosial kini penuh dengan promosi makanan tinggi gula, garam, dan lemak yang menyasar anak-anak.
Data Obesitas Anak Terus Naik
Kementerian Kesehatan mencatat prevalensi obesitas pada anak usia 5–12 tahun naik dari 8% pada 2013 menjadi 13,5% pada 2023. Lonjakan ini dikaitkan dengan konsumsi makanan olahan dan rendahnya aktivitas fisik.
“Yang paling mengkhawatirkan, anak-anak semakin terpapar iklan makanan cepat saji sejak usia dini. Mereka belum bisa memilah mana yang sehat,” ujar dr. Amelia Putri, spesialis anak.
Iklan Makanan Tak Sehat Merajalela di Media Digital
Platform seperti YouTube, TikTok, dan bahkan televisi masih menayangkan iklan camilan, minuman manis, dan fast food tanpa batasan yang jelas. Anak-anak yang aktif secara digital menjadi target empuk pemasaran.
“Iklan dikemas menarik, penuh warna, dan menggunakan karakter kartun. Ini jelas tak adil karena mengelabui anak yang belum punya kontrol konsumsi,” jelas Yanuar Alamsyah, pengamat media dari Universitas Indonesia.
Minimnya Regulasi Perlindungan Anak dalam Iklan Makanan
Indonesia belum memiliki regulasi tegas soal pembatasan iklan makanan tidak sehat untuk anak. Berbeda dengan beberapa negara lain seperti Inggris dan Australia yang sudah melarang iklan junk food pada jam tayang anak-anak.
“Selama tidak ada batasan hukum, perusahaan akan terus menyasar pasar anak-anak demi keuntungan,” tambah Yanuar.
Pentingnya Peran Orang Tua dan Sekolah
Pencegahan obesitas anak tak cukup hanya dari regulasi. Edukasi gizi sejak dini harus diberikan baik oleh keluarga maupun institusi pendidikan. Anak-anak perlu dikenalkan pada konsep makan sehat yang menyenangkan.
“Orang tua harus jadi filter pertama. Jangan semua permintaan anak langsung dikabulkan, terutama soal makanan,” tegas dr. Amelia.
Ajakan untuk Gerakan Nasional Gizi Seimbang Anak
Para ahli sepakat bahwa perlu ada gerakan nasional yang fokus pada nutrisi anak, termasuk pengawasan konten media yang dikonsumsi dan promosi makanan yang sehat dan terjangkau.
“Kalau kita ingin generasi masa depan lebih sehat, kita harus mulai dari sekarang. Lindungi anak-anak dari pengaruh buruk iklan dan berikan mereka pilihan yang lebih baik,” tutup dr. Amelia.