Obesitas Anak Meningkat Tajam, Alarm Gaya Hidup Tak Sehat di Perkotaan!
Tanggal: 15 Mei 2025 08:09 wib.
Tampang.com | Angka obesitas pada anak-anak Indonesia, terutama di wilayah perkotaan, terus menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi obesitas anak usia 5–12 tahun naik hingga 9,2% dalam satu dekade terakhir. Fenomena ini disebut sebagai “epidemi sunyi” yang luput dari perhatian banyak pihak.
Fast Food dan Gadget, Kombinasi Berbahaya
Pola konsumsi makanan cepat saji yang tinggi kalori dan rendah nutrisi, ditambah kebiasaan bermain gawai berjam-jam, telah menciptakan gaya hidup pasif di kalangan anak-anak. Akibatnya, pembakaran kalori sangat minim, sementara asupan energi berlebih.
“Anak-anak sekarang lebih akrab dengan ponsel daripada lapangan bermain. Ini kondisi serius,” ujar dr. Dian Yulianti, dokter spesialis anak dari RSAB Harapan Kita.
Risiko Penyakit Kronis di Usia Dini
Obesitas pada anak tidak hanya berdampak pada penampilan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, hipertensi, bahkan gangguan jantung sejak dini.
“Kalau dibiarkan, kita akan menghadapi generasi dengan tubuh muda tapi organ tua,” tegas dr. Dian.
Kurangnya Edukasi Gizi di Rumah dan Sekolah
Minimnya pengetahuan orang tua dan guru soal gizi seimbang turut memperparah situasi. Banyak yang menganggap anak gemuk itu sehat, padahal bisa jadi itu sinyal bahaya.
“Kita butuh kampanye gizi yang konsisten, bukan cuma saat Hari Kesehatan Nasional saja,” tambahnya.
Solusi: Pembiasaan Pola Hidup Sehat Sejak Dini
Pemerintah didorong untuk menerapkan kebijakan pembatasan iklan makanan tidak sehat bagi anak dan mewajibkan pendidikan gizi di sekolah. Di sisi lain, keluarga perlu jadi pelopor pembentukan pola makan sehat dan aktivitas fisik rutin di rumah.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan sistem. Perubahan gaya hidup harus dimulai dari lingkup terkecil: keluarga,” tutup dr. Dian.