Obesitas Anak Meningkat di Indonesia, Apakah Pola Asuh Orang Tua Perlu Dikoreksi?
Tanggal: 8 Mei 2025 20:21 wib.
Tampang.com | Tren obesitas pada anak di Indonesia menunjukkan peningkatan mengkhawatirkan. Data Riskesdas 2023 mencatat bahwa lebih dari 15% anak usia sekolah dasar mengalami obesitas, angka ini naik dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir. Penyebab utamanya adalah pola makan tinggi kalori dan minim aktivitas fisik, yang sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga.
Pola Makan Tak Seimbang Sejak Dini
Banyak orang tua menganggap anak yang gemuk berarti sehat, padahal kelebihan berat badan bisa memicu masalah serius di masa depan, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan gangguan jantung.
“Anak-anak sekarang lebih sering diberi makanan olahan, jajanan instan, dan minuman manis. Ini sangat berisiko,” jelas dr. Bima, Sp.A, dokter spesialis anak di Yogyakarta.
Minim Aktivitas Fisik, Terlalu Lama di Depan Layar
Anak-anak masa kini juga menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar—dari TV, tablet, hingga HP—yang mengurangi waktu untuk aktivitas fisik. Hal ini diperparah dengan kurangnya ruang bermain yang aman dan memadai di lingkungan tempat tinggal.
“Anak yang tidak aktif fisik cenderung menumpuk lemak lebih banyak. Padahal, olahraga ringan saja sudah sangat membantu metabolisme mereka,” tambah dr. Bima.
Pola Asuh Modern yang Salah Kaprah
Orang tua cenderung memanjakan anak dengan makanan cepat saji sebagai bentuk kasih sayang atau hadiah. Selain itu, kesibukan kerja membuat banyak keluarga mengandalkan makanan instan dan jarang memasak makanan sehat di rumah.
“Pola asuh harus berubah. Anak perlu dididik sejak kecil tentang pentingnya makan sehat dan bergerak aktif,” tegas dr. Bima.
Sekolah dan Pemerintah Perlu Terlibat
Sekolah juga bisa menjadi garda depan dalam mencegah obesitas. Sayangnya, kantin sekolah sering kali justru menjual makanan tinggi gula dan lemak. Pemerintah melalui program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) harus memperketat pengawasan dan edukasi.
“Kantin sekolah seharusnya menyediakan makanan bergizi, bukan hanya gorengan dan minuman bersoda,” kata Rini, guru dan aktivis kesehatan anak.
Intervensi Keluarga, Solusi Jangka Panjang
Solusi obesitas tidak bisa instan. Dibutuhkan perubahan perilaku dalam keluarga—dari perencanaan makan sehat, pembatasan waktu layar, hingga menjadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari rutinitas harian.
“Obesitas anak adalah cermin dari gaya hidup keluarga. Jika ingin anak sehat, orang tua harus menjadi teladan,” tutup dr. Bima.