Mitos Terkait Serangan Jantung saat Berolahraga dan Faktanya
Tanggal: 16 Mei 2024 05:26 wib.
Dalam diskusi kesehatan, Spesialis jantung dan pembuluh darah, Teuku Istia Muda Perdana, menjelaskan mitos-mitos seputar serangan jantung saat berolahraga. Pada Selasa, 14 Mei 2024, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut mengurai beberapa mitos yang salah kaprah mengenai tindakan pertolongan pertama pada serangan jantung.
Menurut dokter yang akrab disapa Dani, mitos menepuk punggung atau menusuk jari dengan jarum untuk menolong orang yang mengalami serangan jantung tidaklah tepat. Tindakan semacam itu justru dapat memperlama waktu evakuasi korban ke rumah sakit. Oleh karena itu, pengetahuan yang benar tentang tindakan pertolongan pertama sangat penting untuk meminimalisir resiko serangan jantung.
Selain itu, mitos yang menyebutkan bahwa tangan dan kaki yang sering berkeringat menjadi tanda penyakit jantung juga sepenuhnya keliru. Menurut dokter di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, produksi keringat pada tangan dan kaki tidak memiliki keterkaitan dengan penyakit jantung. Hal ini mengingatkan kita pentingnya mencari informasi yang valid dan akurat terkait gejala-gejala penyakit tertentu untuk menghindari penafsiran yang keliru.
Selain dua mitos tersebut, mitos lain yang menyebutkan bahwa mandi air dingin setelah berolahraga dapat menyebabkan serangan jantung juga tidak benar. Tidak ada bukti ilmiah yang mengaitkan mandi air dingin dengan terjadinya serangan jantung. Namun, bagi seseorang yang memiliki riwayat penyakit jantung, disarankan untuk tidak langsung mandi air dingin setelah berolahraga, guna menghindari perubahan suhu drastis yang dapat berdampak buruk pada kondisi jantung.
Perlu dipahami bahwa segala aspek terkait kesehatan jantung sangat penting untuk diperhatikan, terutama saat melakukan aktivitas olahraga. Berolahraga tanpa pemanasan dan pendinginan, serta olahraga dengan intensitas tinggi, juga bisa menimbulkan risiko serangan jantung. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami batasan dan kemampuan tubuh saat berolahraga, sehingga dapat menghindari risiko serangan jantung yang tidak diinginkan.
Selain itu, penderita penyakit jantung juga disarankan untuk rutin berolahraga guna melatih otot jantung agar sirkulasi darah lebih lancar. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah yang memiliki dampak rendah, seperti bersepeda, jogging, berenang, atau senam aerobik. Selain itu, olahraga kardiovaskular, angkat beban, dan olahraga pernapasan seperti yoga juga sangat dianjurkan bagi penderita penyakit jantung.
Mengetahui mitos-mitos seputar serangan jantung saat berolahraga sangat penting bagi masyarakat umum. Hal ini akan membantu individu untuk memahami tindakan yang tepat dalam situasi darurat serta memperhatikan gejala-gejala yang seharusnya menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, penyebaran informasi yang valid dan akurat mengenai kesehatan jantung perlu terus didorong, sehingga masyarakat dapat mengurangi risiko serangan jantung yang tidak diinginkan.