Sumber foto: iStock

Mitos atau Fakta? Benarkah Jengkol Bisa Tingkatkan Kolesterol? Temukan Jawabannya!

Tanggal: 26 Jan 2025 21:16 wib.
Jengkol adalah salah satu makanan yang telah lama menjadi favorit bagi banyak orang di Indonesia. Dengan aroma yang kuat dan khas, jengkol sering kali dijadikan lauk pendamping nasi.

Meskipun memiliki citra yang unik, tak sedikit pula yang merasa kurang suka dengan baunya. Namun, jengkol tetap bertahan menjadi pilihan utama dalam berbagai hidangan karena rasanya yang nikmat dan kaya akan nutrisi.

Biji jengkol mengandung berbagai zat yang bermanfaat bagi tubuh. Di antaranya adalah vitamin C, vitamin A, kalsium, dan fosfor. Selain itu, jengkol juga termasuk dalam kelompok kacang-kacangan yang kaya akan serat, yang tentunya sangat baik untuk saluran pencernaan.

Biji jengkol juga mengandung tiamin, yang membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi, serta zat besi yang berperan dalam pengembangan protein hemoglobin.

Namun, ada anggapan yang berkembang di masyarakat bahwa jengkol dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Anggapan ini menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat masalah kolesterol tinggi. Lantas, apakah anggapan ini benar atau hanya sebuah mitos belaka?

Jengkol dan Kolesterol: Benarkah Ada Kaitan?

Mengutip dari CNN Indonesia, seorang dokter spesialis gizi klinis, Johanes Casay Chandrawinata, menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada penelitian yang secara khusus menyatakan bahwa konsumsi jengkol dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh.

Menurutnya, jengkol justru mengandung serat yang sangat baik bagi tubuh, hampir mirip dengan serat yang terdapat dalam sayuran. Serat inilah yang memberi manfaat bagi sistem pencernaan kita, membantu melancarkan buang air besar, dan mendukung kesehatan saluran cerna secara keseluruhan.

Jadi, sejauh ini, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa jengkol dapat menyebabkan kolesterol dalam tubuh menjadi tinggi. Bahkan, serat yang terkandung dalam jengkol justru bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan dan membantu tubuh dalam proses metabolisme makanan menjadi energi. Ini tentu saja bisa menjadi kabar baik bagi penggemar jengkol yang khawatir akan dampaknya terhadap kadar kolesterol.

Makanan Olahan Jengkol dan Kadar Kolesterol

Meski demikian, anggapan bahwa jengkol bisa meningkatkan kolesterol tinggi mungkin muncul karena cara mengolahnya. Misalnya, dalam pembuatan semur jengkol, banyak orang menambahkan santan sebagai salah satu bahan utama untuk membuat rasa lebih gurih. Santan yang tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah jika dikonsumsi secara berlebihan.

Jadi, bukan jengkol itu sendiri yang menyebabkan masalah kolesterol, melainkan bahan tambahan seperti santan yang digunakan dalam proses pengolahannya. Oleh karena itu, jika Anda mengolah jengkol dengan cara yang lebih sehat, seperti merebusnya atau menghindari penggunaan santan berlebih, Anda tetap dapat menikmati manfaat dari jengkol tanpa harus khawatir akan masalah kolesterol.

Bahaya Asam Jengkolat pada Kesehatan

Meskipun jengkol mengandung banyak manfaat, ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu kandungan asam jengkolat yang terdapat pada biji jengkol. Asam jengkolat ini dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan, khususnya pada lambung, jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.

Selain itu, asam jengkolat juga dapat berisiko menyebabkan masalah pada ginjal, seperti gangguan saat buang air kecil atau yang sering disebut sebagai "sakit kencing."

Namun, hal ini bukan berarti bahwa jengkol harus dihindari sama sekali. Asalkan dikonsumsi dengan bijak dan tidak berlebihan, jengkol masih dapat menjadi sumber gizi yang baik bagi tubuh. Yang perlu dilakukan adalah mengatur jumlah konsumsi dan cara pengolahannya, agar manfaatnya tetap optimal tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved