Sumber foto: Google

Minum Susu Setiap Hari Bukan Kunci Utama Anak Tumbuh Tinggi, Ini Penjelasan Dokter

Tanggal: 1 Jun 2025 09:35 wib.
Tampang.com | Iklan susu yang kerap menampilkan anak tumbuh tinggi setelah minum susu setiap hari telah lama membentuk persepsi di masyarakat. Belum lama ini, pernyataan Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, yang menceritakan kedua putranya memiliki tinggi lebih dari 180 cm berkat konsumsi 2 liter susu setiap hari, kembali memicu pertanyaan: apakah susu benar-benar kunci utama untuk anak tumbuh tinggi? Para dokter memberikan penjelasan yang berbeda dari persepsi tersebut.


Setelah Usia 1 Tahun, Prioritas Nutrisi Bergeser ke Makanan Padat

Dokter Spesialis Gizi Klinis, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam M.Gizi, Sp.GK, menegaskan bahwa setelah anak melewati usia 1 tahun, minum susu bukan lagi prioritas utama untuk pemenuhan nutrisi. "Pada dasarnya, secara normal pada anak lebih dari usia 1 tahun pemenuhan nutrisi diutamakan dari makanan padat,” kata dr. Nurul pada Rabu (28/5/2025).

Makanan padat yang dapat mendukung pertumbuhan tinggi optimal harus mengandung cukup energi, karbohidrat, protein, dan lemak (makronutrien). “Jika ada komponen yang kurang tentu pertumbuhannya terganggu,” lanjut dr. Nurul. Setelah kebutuhan makronutrien terpenuhi, barulah penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral sebagai pendukung, seperti vitamin D, kalsium, fosfor, magnesium, seng, dan yodium.


Konsep Gizi Seimbang: Susu Bukan Lagi Minuman Wajib

Konsep makan "4 Sehat 5 Sempurna" yang memposisikan susu sebagai penyempurna sudah tidak relevan sejak disahkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Konsep ini digantikan dengan “Isi Piringku” yang populer sejak 2020-an.

Dalam konsep "Isi Piringku", setiap kali makan, masyarakat Indonesia diarahkan untuk mengisi 50 persen piring dengan sayur dan buah, dan 50 persen lagi dengan makanan pokok dan lauk-pauk.

Oleh karena itu, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, Dr. Santi, mengatakan bahwa minum susu setiap hari sudah tidak lagi relevan dengan prinsip gizi seimbang. "Pada dasarnya, susu sudah bukan lagi minuman wajib,” ujar dr. Santi pada Rabu (28/5/2025). "Jadi, sepanjang kita dapat memenuhi kebutuhan harian untuk protein, kalsium, vitamin D, dan berbagai nutrisi lainnya dari selain susu, kita sudah selangkah lebih dekat dengan hidup sehat,” lanjutnya.


Faktor Penentu Tinggi Badan Anak: Genetik Memegang Peran Terbesar

Selain asupan makanan, dr. Santi menerangkan bahwa faktor eksternal seperti stimulasi tubuh, keadaan lingkungan, dan kondisi ekonomi keluarga juga memengaruhi tinggi badan anak. Namun, ada pula faktor internal yang turut memengaruhi, yaitu jenis kelamin, ras, usia, dan genetika.

“Tinggi anak 60-80 persen ditentukan oleh genetik, sisanya ditentukan oleh hal lain, seperti nutrisi, hormon, aktivitas fisik dan olahraga, cukup tidur dengan baik, kondisi kesehatan secara umum, serta tingkat stres,” paparnya.

Dengan demikian, meskipun susu mengandung nutrisi penting, fokus utama untuk pertumbuhan tinggi anak yang optimal harus pada pemenuhan nutrisi secara keseluruhan dari makanan padat yang seimbang, didukung oleh gaya hidup sehat, dan dengan kesadaran bahwa faktor genetik memegang peran terbesar dalam menentukan potensi tinggi badan seseorang
Copyright © Tampang.com
All rights reserved