Menkes Ungkap Fakta Ngeri Hepatitis, 1,5 Juta Orang Meninggal/Tahun
Tanggal: 30 Jul 2024 18:30 wib.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah mengungkapkan bahwa jumlah kematian akibat hepatitis terus meningkat, menimbulkan tantangan yang serius bagi masyarakat dunia. Kasus hepatitis menjadi ancaman serius karena penanganannya yang belum terselesaikan di sebagian besar negara, termasuk di Asia Pasifik.
Dalam laporannya, Budi Gunadi Sadikin, atau BGS, menyampaikan bahwa jumlah kematian akibat hepatitis mencapai 1,5 juta orang setiap tahun di seluruh dunia. Meskipun telah tersedia vaksin dan perawatan untuk penderita hepatitis, angka tersebut tetap tinggi.
Di Indonesia, angka kasus hepatitis B mencapai 7,1 persen pada tahun 2013, yang berarti sekitar 18 juta penduduk Indonesia menderita hepatitis B. Sedangkan kasus hepatitis C mencapai satu persen atau sekitar 2,5 juta penduduk Indonesia terinfeksi penyakit ini.
BGS juga menjelaskan bahwa hepatitis termasuk dalam kelompok penyakit menular yang serupa dengan TBC, malaria, dan HIV, yang menjadi fokus perhatian bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Dalam acara Peringatan Hari Hepatitis Sedunia ke-15 pada Selasa, 30 Juli 2024, BGS mengungkapkan bahwa hepatitis menyebabkan kematian sebanyak 1,5 juta orang setiap tahunnya di dunia, atau sekitar 3.500 orang setiap hari. Angka ini jauh melebihi kematian akibat TBC sebanyak 1,3 juta, HIV sebanyak 630 ribu, dan bahkan lebih tinggi dari kematian akibat malaria sebanyak 608 ribu. Hal yang serupa juga terjadi di Indonesia.
Menghadapi kondisi ini, BGS menekankan pentingnya deteksi dini dan perawatan hepatitis yang terintegrasi. Selain itu, ia juga menyoroti berbagai kendala krusial, seperti keterbatasan sumber data, akses yang tidak merata pada alat deteksi, rendahnya kesadaran masyarakat dalam deteksi dini, ketersediaan vaksin, dan obat-obatan.
BGS mengungkapkan kelemahan di Indonesia terletak pada kurangnya data yang akurat dan terperinci mengenai kasus hepatitis. Data yang hanya berupa perkiraan atau survei tidak mencukupi, padahal informasi yang akurat sangat penting dalam penanganan penyakit menular seperti hepatitis, dengan penanganan yang seharusnya meliputi pendataan secara spesifik. Penyakit ini sangat menular, seperti halnya Covid-19 dan TBC.
Dalam upaya penanganan hepatitis, BGS menekankan pentingnya upaya deteksi dini dan pengobatan yang terpadu serta upaya untuk meningkatkan penyadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini. Selain itu, juga diperlukan upaya untuk memperluas akses pada alat deteksi dan meningkatkan ketersediaan vaksin dan obat-obatan.