Sumber foto: website

Menkes Luncurkan Alat Skrining Portable X-Ray ke Daerah dengan Kasus Tuberkulosis Tinggi

Tanggal: 4 Agu 2024 20:36 wib.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana untuk mengalokasikan alat skrining tuberkulosis (TB), yaitu portable X-Ray, ke daerah-daerah yang memiliki tingkat kasus TB yang tinggi. Salah satu daerah yang menjadi prioritas adalah Kota Bandung, Jawa Barat, yang memiliki angka kasus TB yang cukup signifikan. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan hal tersebut saat meluncurkan Portable X-Ray dalam Kampanye TBC pada peringatan Hari Anak Nasional 2024 di Bandung, beberapa waktu yang lalu.

Menurut Budi, kebutuhan akan alat skrining portable X-Ray tersebut bersifat nasional. Masing-masing provinsi diharapkan memiliki dua unit alat tersebut, namun saat ini prioritas diberikan kepada provinsi-provinsi yang memiliki kasus TBC tinggi. Portable X-Ray merupakan bantuan dari Uni Emirat Arab (UEA) yang telah tersedia sebanyak 25 unit di Indonesia, tersebar di 15 kabupaten/kota di delapan provinsi yang menjadi prioritas percepatan eliminasi TBC 2030.

Alat skrining Portable X-Ray didistribusikan ke wilayah prioritas yang memiliki kasus TBC tinggi, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Maluku. Setelah diluncurkan di Bandung, diharapkan wilayah lain yang menerima Portable X-Ray dapat segera memulai kegiatan Active Case Finding bulan Agustus ini.

Menteri Budi juga menekankan pentingnya skrining TB pada anak-anak, karena TB secara fisik tidak dapat diobservasi dan anak-anak tidak bisa dipaksa untuk mengeluarkan dahaknya. Oleh karena itu, skrining TB pada anak-anak harus menggunakan rontgen, salah satunya melalui pemanfaatan Portable X-Ray.

Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat kedua dengan jumlah kasus TB tertinggi di dunia setelah India. Setiap tahun, Indonesia memiliki 1.060.000 kasus baru TB dan 134.000 kematian akibat penyakit tersebut, atau setara dengan 15 kematian akibat TB setiap jam.

Menteri Budi menekankan bahwa pemerintah telah mengambil langkah agresif dalam menangani TBC sejak pandemi Covid-19 melalui program surveilans yang bertujuan untuk menemukan kasus TB di seluruh wilayah Indonesia.

Data dari Kemenkes juga menunjukkan bahwa tahun lalu, Indonesia mencatatkan sekitar 845.000 kasus TB, dengan jumlah kasus yang terdeteksi dan diobati secara rutin mencapai 70 persen. Meskipun angka ini telah menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, namun pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan pengobatan penyakit TB.

Menurut data from World Health Organization (WHO), kerugian akibat TB pada perekonomian global juga sangat signifikan. TB telah menyebabkan kerugian ekonomi global sebesar 1 triliun dolar AS setiap tahun, dan penyakit ini umumnya berdampak negatif terutama pada negara-negara berkembang.

Dengan adanya peningkatan ketersediaan alat skrining TB seperti Portable X-Ray, diharapkan angka deteksi kasus TB di Indonesia dapat semakin meningkat, sehingga penanganan dan pengobatan penyakit ini dapat dilakukan secara lebih akurat dan tepat waktu. Langkah-langkah dari Kemenkes dalam mendistribusikan alat skrining ini diharapkan dapat menjadi dorongan positif bagi upaya eliminasi TB di Indonesia.

Keterlibatan pemerintah secara aktif dalam memperhatikan kasus TB, terutama dengan memprioritaskan daerah-daerah dengan kasus tinggi, merupakan langkah yang positif dalam upaya menanggulangi penyebaran penyakit mematikan ini. Dengan begitu, diharapkan Indonesia dapat mengurangi beban penyakit TB dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved