Sumber foto: tvonenews.com

Menkes: Dokter Asing Dipermudah Masuk RI Bukan Saingan Lokal!

Tanggal: 4 Jul 2024 19:09 wib.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memastikan bahwa pemerintah tidak membawa dokter asing ke Indonesia untuk bersaing dengan dokter lokal. Langkah tersebut bertujuan untuk menyelamatkan ratusan ribu nyawa warga Indonesia.

Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa lebih dari 250 ribu masyarakat Indonesia meninggal akibat penyakit jantung, sementara lebih dari 300 ribu orang lainnya meninggal akibat stroke. Tingginya jumlah kasus kematian dari kedua penyakit ini disebabkan oleh sulitnya akses kesehatan, terutama terkait keterbatasan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Oleh sebab itu, kehadiran dokter asing diharapkan dapat menyelamatkan nyawa ratusan ribu warga Indonesia.

"Dokter asing dan dokter lokal bukanlah untuk bersaing. Orang sering salah menganggap konteksnya. Dokter asing dan dokter lokal bergabung karena 250 ribu kematian akibat penyakit jantung ini," ujar Budi Gunadi Sadikin usai rapat kerja (raker) dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Budi menegaskan bahwa penambahan jumlah tenaga medis di Indonesia melalui kedatangan para dokter asing dapat berpotensi menurunkan jumlah kasus kematian akibat penyakit jantung menjadi sekitar 150 ribu. Para dokter asing diharapkan dapat memberikan pertolongan medis dengan cepat kepada pasien, sehingga dapat mengurangi tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut.

"Perdebatan mengenai tenaga medis asing dan lokal bukanlah soal persaingan, tetapi soal menyelamatkan nyawa 300 ribu orang Indonesia yang terkena stroke, 250 ribu kematian akibat serangan jantung, dan enam ribu bayi yang kemungkinan besar meninggal setiap tahun," tegas Budi.

Menkes sebelumnya mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan layanan kateterisasi jantung dapat dilakukan di 514 kabupaten/kota di Indonesia. Layanan ini dianggap krusial bagi penderita serangan jantung, yang jika ditangani dengan cepat dalam waktu kurang dari 4,5 jam, dapat meningkatkan tingkat keselamatan pasien. Namun, salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia adalah kurangnya jumlah dokter spesialis dan sub-spesialis. Meskipun pemerintah menyediakan peralatan kesehatan yang canggih, namun kurangnya sumber daya manusia yang mampu mengoperasikannya menjadi hambatan tersendiri.

Budi pun menyampaikan bahwa pemerintah sedang fokus dalam percepatan pengisian sumber daya manusia di bidang kesehatan. Ketersediaan alat kesehatan yang canggih tanpa disertai jumlah sumber daya manusia yang memadai dianggap tidak optimal dan percuma.

Dalam konteks ini, penting bagi Indonesia untuk memiliki rencana yang jelas terkait kebutuhan akan tenaga medis asing, sehingga dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Selain itu, upaya peningkatan jumlah dan distribusi tenaga medis lokal di daerah terpencil perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesenjangan akses kesehatan antar wilayah.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved