Sumber foto: iStock

Mengupil Bisa Picu Risiko Alzheimer? Simak Penjelasan Peneliti

Tanggal: 11 Jan 2025 09:18 wib.
Tampang.com | Mengupil adalah kebiasaan yang sering dianggap sepele dan tidak membahayakan, namun, penelitian dari Griffith University di Queensland, Australia, menunjukkan bahwa hal tersebut bisa memiliki dampak serius pada kesehatan otak manusia.

Aktivitas mengupil dikaitkan dengan risiko peningkatan Alzheimer, sebuah kondisi neurodegeneratif yang menyebabkan kehilangan ingatan, masalah bahasa, dan perubahan perilaku.

Menurut Medical News Today, penelitian pada tikus yang dilakukan oleh Griffith University menemukan bahwa dengan merusak rongga hidung, bakteri dapat memasuki otak melalui saraf penciuman. Saat bakteri tertentu masuk ke otak, hal ini dapat merangsang pengendapan protein beta amiloid, yang berpotensi menyebabkan perkembangan penyakit Alzheimer.

Perlu dicatat bahwa saraf penciuman mengarah langsung dari rongga hidung ke otak, sehingga bakteri yang memasuki saraf penciuman dapat melewati sawar darah-otak yang seharusnya mencegahnya mencapai otak.

Penelitian yang dilakukan pada tikus juga menunjukkan bahwa bakteri seperti Chlamydia pneumoniae, yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dapat menggunakan jalur ini untuk mendapatkan akses ke sistem saraf pusat.

Sel-sel di otak merespons invasi C. pneumoniae dengan menyimpan protein beta amiloid, yang kemudian menumpuk menjadi plak yang merupakan ciri khas penyakit Alzheimer. Prof. James St John, kepala Clem Jones Centre for Neurobiology and Stem Cell Research di Griffith University, Brisbane, merupakan penulis penelitian tersebut.

Menurutnya, penelitian pada tikus menunjukkan bahwa bakteri yang sama dapat dengan cepat naik ke saraf penciuman dan memicu patologi yang mirip dengan Alzheimer.

Penelitian ini memperkuat bukti dari beberapa penelitian sebelumnya yang menemukan koneksi antara patogen dan demensia. Studi pada tahun 2008 menunjukkan bahwa infeksi C. pneumoniae dapat memicu penyakit Alzheimer pada usia lanjut.

Sementara itu, studi lain pada tahun 2010 juga menghubungkan infeksi C. pneumoniae dengan patogenesis Alzheimer, menemukan bahwa C. pneumoniae, endapan amiloid, dan jalinan neurofibrilar berada di dalam otak.

Prof. St John juga mencatat bahwa bukan hanya C. pneumoniae yang dapat memicu Alzheimer. Ia mengatakan bahwa sejumlah mikroorganisme lainnya juga memiliki potensi yang sama, termasuk virus herpes simpleks. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi faktor genetik dan infeksi mikroba mungkin memainkan peran penting dalam terjadinya patologi Alzheimer.

Dari penelitian ini, terlihat bahwa kebiasaan sepele seperti mengupil sebenarnya dapat memiliki dampak serius pada kesehatan otak jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa tindakan sederhana sehari-hari juga dapat memiliki implikasi kesehatan yang besar.

Menjaga kebersihan dan kesehatan rongga hidung menjadi kunci penting untuk mencegah risiko masuknya bakteri dan mikroorganisme berbahaya ke dalam otak.

Selain itu, perlu kesadaran akan pentingnya penanganan infeksi saluran pernapasan secara efektif guna mengurangi risiko terkait Alzheimer.Upaya pencegahan tersebut merupakan bagian penting dalam menjaga kesehatan otak dan mencegah perkembangan Alzheimer pada masa mendatang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved