Mengenal Ambliopia pada Anak-anak: Penyebab, Dampak, dan Pencegahan
Tanggal: 11 Okt 2024 05:25 wib.
Dokter Spesialis Mata RS Mata Cicendo Dr. dr. Feti Karfiati Memed, SpM(K), MKes menjelaskan, ambliopia atau mata malas adalah penurunan perkembangan penglihatan yang terjadi ketika otak tidak menerima rangsangan normal dari mata. Kondisi ini menjadi bagian dari penyebab hilangnya penglihatan, terutama jika tidak ditangani sejak dini.
Menurut dr. Feti, ambliopia umumnya menyerang anak-anak, dan jika tidak diterapi pada masa anak-anak, hal ini akan mengakibatkan kebutaan secara permanen. Bahkan, ambliopia yang tidak diobati dengan baik pada masa anak-anak dapat menjadi penyebab hilangnya penglihatan pada orang dewasa usia 20 hingga 70 tahun.
Penyebab utama ambliopia adalah kelainan refraksi yang tidak terkoreksi, strabismus atau mata juling, serta kelainan di dalam mata seperti katarak. Hal ini menekankan pentingnya pemeriksaan penglihatan pada usia dini untuk mendeteksi potensi ambliopia secepat mungkin. Namun, seringkali pemeriksaan penglihatan pada usia sekolah terlambat, sehingga ambliopia mulai sulit disembuhkan setelah usia 5 tahun, dan kehilangan penglihatan permanen dapat terjadi jika terapi dilakukan setelah usia 8 hingga 10 tahun.
Faktor risiko ambliopia juga perlu diperhatikan, di antaranya adalah riwayat keluarga dengan strabismus atau mata juling, mata malas, atau penggunaan kacamata sejak kecil. Selain itu, riwayat medis seperti kelahiran prematur, perkembangan terlambat, dan diabetes juga dapat meningkatkan risiko ambliopia. Masalah mata seperti mata juling, mata berair, ptosis, dan penglihatan kabur juga perlu diperhatikan karena dapat menjadi indikasi ambliopia pada anak-anak.
Dalam penanganan ambliopia, terapi pada masa anak-anak sangat penting untuk mencegah kebutaan permanen. Namun sayangnya, masih banyak orang tua yang tidak menyadari kondisi ambliopia pada anak-anak mereka. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai ambliopia dan pentingnya pemeriksaan mata secara berkala menjadi hal yang krusial dalam upaya pencegahan.
Pemeriksaan mata sejak usia dini juga dapat membantu mendeteksi potensi masalah mata pada anak-anak. Dengan demikian, jika ada indikasi ambliopia, penanganan dapat segera dilakukan untuk mencegah dampak buruk pada penglihatan anak tersebut.
Selain itu, edukasi kepada orang tua dan masyarakat mengenai gejala ambliopia pada anak-anak juga diperlukan. Hal ini dapat membantu dalam mendeteksi kondisi ambliopia lebih dini dan mendorong orang tua untuk segera melakukan pemeriksaan mata kepada anak-anak mereka.
Pencegahan ambliopia pada anak-anak juga dapat dilakukan melalui kacamata atau terapi penglihatan jika diperlukan. Pemakaian kacamata jauh dari risiko ambliopia pada anak-anak yang memiliki masalah refraksi yang membutuhkan koreksi, sedangkan terapi penglihatan dapat membantu memperbaiki fungsi mata yang terganggu sejak dini.
Dalam upaya pencegahan ambliopia, perhatian terhadap faktor risiko serta edukasi kepada orang tua dan masyarakat menjadi hal yangpenting.