Sumber foto: iStock

Mengawal Program Makan Bergizi Gratis: Tantangan dan Peran BPOM di Garis Depan

Tanggal: 14 Jan 2025 05:39 wib.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya, program ini menghadapi sejumlah tantangan, termasuk masalah distribusi makanan yang kurang layak konsumsi. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turun langsung untuk memastikan kualitas makanan yang diberikan sesuai standar keamanan pangan.

Temuan Sayur Tidak Layak Konsumsi

Kepala BPOM, Taruna Ikrar, mengungkapkan bahwa pihaknya menemukan adanya sayuran yang sudah basi dalam menu makanan program MBG. Meski makanan tersebut berhasil dicegah untuk didistribusikan, kejadian ini menunjukkan pentingnya pengawasan ketat pada setiap tahap pelaksanaan program.

“Ada sayur basi yang ditemukan. Intinya, sayur tersebut langsung dicegah agar tidak sampai ke tangan masyarakat,” ujar Taruna, dikutip dari KompasTV pada Minggu, 12 Januari 2025.

Temuan ini berasal dari laporan sejumlah Balai Besar POM yang berada di bawah koordinasi BPOM. Setelah laporan diterima, tindakan pencegahan segera dilakukan dengan berkoordinasi bersama satuan kerja terkait. Namun, Taruna tidak memberikan detail lokasi spesifik di mana makanan basi tersebut ditemukan.

“Kami tidak ingin menciptakan kepanikan. Kami ingin menegaskan bahwa BPOM berada di garis depan untuk menjamin kesuksesan program Makan Bergizi Gratis,” tambahnya.

Peran Krusial BPOM

Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas keamanan makanan, BPOM memiliki peran vital dalam memastikan bahwa makanan yang disediakan dalam program MBG tidak memberikan dampak negatif bagi penerima manfaat. Hal ini termasuk mencegah terjadinya keracunan makanan atau ketidaksesuaian gizi.

“Fokus utama BPOM adalah mencegah distribusi makanan yang tidak layak, terutama untuk anak sekolah. Tujuannya agar makanan tersebut tidak menimbulkan keracunan atau gizi yang tidak sesuai,” jelas Taruna.

Tujuan dan Cakupan Program MBG

Program MBG dirancang untuk memberikan makanan bergizi secara gratis kepada kelompok masyarakat rentan, seperti anak-anak, ibu hamil, dan masyarakat miskin. Langkah ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan gizi buruk yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia.

Program ini didukung oleh anggaran besar, mencapai Rp71 triliun, yang dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024. Dengan target menjangkau lebih dari 19 juta penerima manfaat, program ini mulai dilaksanakan pada Senin, 6 Januari 2025.

Tahap awal pelaksanaan MBG mencakup 26 wilayah di 38 provinsi di Indonesia. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Aceh, Bali, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Papua Selatan, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.

Wilayah dengan SPPG Terbanyak

Pada tahap awal ini, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terbanyak, mencapai 56 titik layanan, disusul oleh Jawa Tengah dengan 40 titik layanan. SPPG bertugas sebagai unit operasional yang memastikan program berjalan lancar di tingkat lokal, termasuk distribusi makanan dan pemantauan kualitasnya.

Tantangan dan Solusi ke Depan

Meskipun program ini memiliki tujuan mulia, pelaksanaannya menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah menjaga kualitas makanan agar tetap layak konsumsi. Temuan makanan basi menjadi pelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat, mulai dari penyedia makanan hingga pengawas distribusi.

Ahli gizi juga menyoroti pentingnya variasi menu dalam program MBG, termasuk mengurangi makanan yang digoreng dan memanfaatkan bahan pangan lokal untuk menekan biaya produksi. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya asupan gizi seimbang juga menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung keberhasilan program ini.

BPOM, sebagai lembaga pengawas, terus berkomitmen untuk berada di garis depan dalam memastikan program ini berjalan sesuai harapan. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait, diharapkan program MBG tidak hanya dapat membantu mengurangi angka gizi buruk tetapi juga menciptakan generasi yang lebih sehat di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved