Sumber foto: iStock

Mengapa Banyak Orang Indonesia Lebih Memilih Berobat ke Luar Negeri? Ini Faktanya!

Tanggal: 15 Feb 2025 21:57 wib.
Tampang.com | Setiap tahunnya, jutaan masyarakat Indonesia memilih pergi ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan, dengan Malaysia menjadi tujuan utama. Akibatnya, Indonesia kehilangan devisa hingga Rp180 triliun per tahun. Selain Malaysia, negara lain yang menjadi favorit pasien Indonesia untuk berobat adalah Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat.

Mengapa Berobat ke Luar Negeri Lebih Diminati?

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Adib Khumaidi, mengungkapkan bahwa salah satu alasan utama banyaknya warga yang berobat ke luar negeri adalah faktor biaya. Harga obat dan transportasi ke negara seperti Malaysia dan Singapura seringkali lebih terjangkau dibandingkan layanan kesehatan di dalam negeri.

1. Kebijakan Pajak yang Lebih Menguntungkan
Negara-negara seperti Malaysia dan Singapura memiliki kebijakan pajak khusus yang membuat layanan kesehatan lebih murah. Dengan adanya free tax atau pajak nol persen pada sektor kesehatan, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan medis berkualitas tanpa harus membayar lebih mahal seperti di Indonesia.

2. Komunikasi yang Lebih Nyaman dengan Dokter
Selain biaya, faktor komunikasi juga menjadi pertimbangan utama. Menurut dr. Adib, banyak pasien Indonesia merasa lebih nyaman berbicara dengan dokter di luar negeri dibandingkan dengan dokter dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh kemampuan komunikasi dokter luar yang lebih baik dalam menjelaskan kondisi medis, perawatan, dan prognosis penyakit.

"Banyak pasien yang merasa lebih didengar dan diperhatikan oleh dokter di luar negeri, sehingga mereka lebih percaya diri untuk menjalani pengobatan di sana," jelasnya.

Jumlah Pasien Indonesia yang Berobat ke Luar Negeri

Data menunjukkan bahwa lebih dari 1 juta warga Indonesia memilih pergi ke luar negeri untuk berobat setiap tahunnya. Hal ini tentu menjadi masalah besar bagi perekonomian Indonesia karena nilai ekonomi yang seharusnya bisa digunakan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan dalam negeri justru mengalir ke negara lain.

Tertinggalnya Sektor Kesehatan Indonesia

Salah satu faktor utama yang menyebabkan fenomena ini adalah kurangnya jumlah tenaga medis di Indonesia. Saat ini, rasio dokter di Indonesia hanya sekitar 0,47 dokter per 1.000 penduduk.

Jika dibandingkan dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka tersebut masih jauh dari ideal. WHO merekomendasikan rasio 1 dokter per 1.000 penduduk agar sebuah negara dapat dikategorikan memiliki sistem kesehatan yang bertanggung jawab.

Berdasarkan data WHO dan World Bank, Indonesia menempati posisi ketiga terendah di ASEAN dalam hal rasio dokter, hanya lebih baik dari Laos (0,3/1000) dan Kamboja (0,42/1000).

Apa yang Harus Dilakukan?

Agar masyarakat tidak lagi merasa perlu berobat ke luar negeri, Indonesia harus segera berbenah dalam sektor kesehatan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:


Meningkatkan jumlah tenaga medis, baik dokter umum maupun spesialis.
Meningkatkan kualitas pelayanan dan komunikasi dokter agar pasien merasa lebih nyaman berkonsultasi.
Menekan biaya pengobatan dengan kebijakan pajak yang lebih ramah terhadap pasien.
Mengembangkan rumah sakit dengan fasilitas berstandar internasional agar masyarakat tidak perlu mencari layanan kesehatan ke negara lain.


Jika masalah ini bisa diatasi, bukan tidak mungkin ke depannya Indonesia bisa menjadi destinasi medis bagi negara lain, alih-alih terus kehilangan pasien ke luar negeri.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved