Sumber foto: Google

Mau Makan Sehat Tapi Mahal, Apakah Gaya Hidup Sehat Hanya untuk Orang Kaya?

Tanggal: 17 Mei 2025 15:35 wib.
Tampang.com | Kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan sehat dan bergizi meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari tren makanan organik, vegan, hingga diet berbasis nabati, gaya hidup sehat makin digemari. Tapi persoalan utama masih membayangi: harganya tidak ramah kantong.

Harga Produk Sehat Melambung Tinggi
Di pasaran, harga sayuran organik bisa dua hingga tiga kali lipat dari sayuran biasa. Begitu pula dengan camilan sehat dan makanan rendah gula yang dijual di gerai-gerai khusus.

“Pilihannya ada, tapi tidak terjangkau untuk keluarga dengan penghasilan menengah ke bawah,” kata Andini, ibu rumah tangga di Surabaya.

Ironi di Negeri Agraris
Sebagai negara agraris, Indonesia justru belum memiliki sistem distribusi pangan sehat yang merata dan murah. Petani organik masih kesulitan akses pasar, sementara produk-produk kesehatan banyak didominasi oleh brand impor.

Gaya Hidup Sehat Jadi Elitisme Baru?
Akibat mahalnya harga makanan sehat, hidup sehat seolah menjadi “gaya hidup mewah” bagi kalangan menengah atas. Padahal, akses terhadap makanan bergizi seharusnya menjadi hak setiap warga negara.

“Kalau makanan sehat hanya untuk yang punya uang, kita sedang menciptakan kesenjangan baru dalam kesehatan,” ujar Dr. Nia Rachmawati, ahli gizi dari Universitas Indonesia.

Solusi: Subsidi, Edukasi, dan Penguatan Rantai Pangan Lokal
Pakar menyarankan pemerintah mengintervensi dengan subsidi bagi produk pangan sehat dan lokal, serta meningkatkan edukasi gizi berbasis komunitas. Penguatan pasar petani dan koperasi pangan juga penting untuk membuat makanan sehat bisa diakses semua kalangan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved