Sumber foto: istock

Masalah Kesehatan Mental di Kalangan Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis

Tanggal: 18 Apr 2024 08:59 wib.
Masalah kesehatan jiwa di kalangan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) kembali menjadi sorotan. Baru-baru ini muncul data yang menunjukkan bahwa ada 2.716 calon dokter spesialis yang didiagnosa mengalami depresi.

Berdasarkan data dari analisis kesehatan jiwa calon dokter spesialis di 28 rumah sakit vertikal pendidikan bagi 12.121 PPDS, diketahui 2.716 calon dokter spesialis yang didiagnosa mengalami depresi. Dari 2.716 calon dokter yang didiagnosa mengalami depresi itu, 1.977 di antaranya mengalami gejala ringan. Selain itu, 486 calon dokter spesialis mengalami depresi sedang, 178 calon dokter spesialis mengalami depresi sedang dan berat, serta 75 calon dokter spesialis diketahui mengalami depresi berat.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan bahwa salah satu tujuan dilakukannya survei ini adalah lantaran masih adanya laporan kasus perundungan terhadap PPDS selama mereka menjalani pendidikannya. Melalui survei ini, pihak Kemenkes ingin mengetahui apakah faktor depresi yang dialami oleh PPDS disebabkan oleh kasus perundungan atau faktor lainnya.

Menurut dr. Siti Nadia, "Kita masih mendapatkan laporan perundungan sehingga kita mencoba melihat apakah ada faktor depresi karena perundungan atau faktor lainnya." Hal ini menjadi perhatian serius karena kasus perundungan dapat berdampak negatif pada kesehatan jiwa para calon dokter spesialis.

Sementara itu, Nadia Tarmizi juga menegaskan bahwa hingga saat ini, belum ditemukan kasus bunuh diri di kalangan PPDS akibat depresi. Pengungkapan ini memberikan sedikit optimisme meskipun isu kesehatan mental di kalangan PPDS tetap menjadi fokus perhatian.

Nadia menyatakan bahwa survei seperti ini merupakan langkah deteksi dini yang dilakukan pemerintah untuk mencegah masalah kesehatan mental di kalangan PPDS. "Survei ini merupakan upaya deteksi dini untuk mencegah masalah kesehatan jiwa ke depannya," ungkapnya.

Selain perundungan, tekanan akademis yang tinggi juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya depresi di kalangan calon dokter spesialis. Mereka harus melewati beban pendidikan yang sangat berat dan tuntutan untuk mencapai standar keunggulan. Kondisi ini, jika tidak diatasi dengan baik, dapat memicu masalah kesehatan mental.

Dalam mendukung kesejahteraan mental para calon dokter spesialis, perlu adanya perhatian lebih dari berbagai pihak terutama pihak rumah sakit yang menyelenggarakan Program Pendidikan Dokter Spesialis. Pelatihan untuk mengatasi stres, dukungan psikologis, dan menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat menjadi faktor penting dalam meminimalisir kasus depresi di kalangan PPDS.

Pendidikan kesehatan mental yang menyeluruh juga perlu diberikan kepada para tenaga pendidik dan praktisi medis yang terlibat dalam proses pendidikan dokter spesialis. Mereka perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mendeteksi serta mengatasi masalah kesehatan mental yang mungkin timbul di lingkungan pendidikan dokter spesialis.

Kementerian Kesehatan sebagai regulator dan stakeholder utama dalam bidang kesehatan di Indonesia juga perlu mendorong terciptanya program-program perlindungan kesehatan jiwa bagi para calon dokter spesialis. Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan layanan konseling dan psikoterapi secara terpadu, serta mendukung inisiatif-inisiatif untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di kalangan tenaga medis.

Masalah kesehatan mental di kalangan calon dokter spesialis perlu menjadi perhatian serius bagi seluruh pihak terutama pemerintah dan institusi kesehatan. Dengan upaya yang terintegrasi, diharapkan kasus depresi di kalangan PPDS dapat diminimalisir dan memberikan dampak positif bagi kesehatan jiwa mereka di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved