Malaysia Menjadi Negara Pemakai Mikroplastik Tertinggi di Dunia, Indonesia Menempati Peringkat Kedua: Studi
Tanggal: 7 Jun 2024 17:48 wib.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science and Technology telah menyimpulkan bahwa Malaysia menduduki peringkat tertinggi dalam konsumsi mikroplastik dari 109 negara yang diteliti. Studi tersebut menunjukkan bahwa rata-rata orang Malaysia mengonsumsi sekitar 502,3mg mikroplastik setiap harinya per kapita.
Lebih dari 50 persen dari konsumsi mikroplastik di Malaysia berasal dari ikan, menurut catatan yang didokumentasikan dalam penelitian tersebut. Fakta mengejutkan ini memperlihatkan bahwa dampak polusi plastik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia memang semakin nyata.
Selain itu, Malaysia juga masuk dalam daftar 10 negara dengan inhalasi partikel mikroplastik terbanyak. Diperkirakan bahwa setiap harinya, rata-rata 494.000 partikel mikroplastik terhirup oleh setiap individu secara per kapita, sesuai dengan hasil studi. Ini merupakan sebuah fakta yang memprihatinkan dan memunculkan kebutuhan akan tindakan nyata dalam pengelolaan limbah plastik.
Mikroplastik, yaitu partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm, umumnya ditemukan di lingkungan air tawar dan laut. Partikel-partikel ini kemudian dikonsumsi oleh organisme dan turut dikonsumsi oleh manusia. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Xiang Zhao, seorang profesor dari National University of Defence Technology di China, dan Fengqi You, seorang profesor dalam bidang teknik sistem energi di Cornell University di Amerika Serikat, diketahui bahwa pembangunan industri telah mendorong peningkatan tingkat polusi plastik secara signifikan.
Sumber utama mikroplastik di lingkungan akuatik berasal dari aliran limbah plastik yang tidak tertata dengan baik dari tempat pembuangan sampah atau pembuangan terbuka. Hal ini sepenuhnya sesuai dengan hasil studi ini. Pengambilan mikroplastik melalui udara dan makanan juga menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, yakni lebih dari enam kali lipat, dari tahun 1990 hingga 2018 di beberapa wilayah, termasuk di Asia, Afrika, dan Amerika, seperti yang tercatat dalam hasil penelitian.
Data-data ini membuktikan bahwa masalah polusi plastik, termasuk konsumsi mikroplastik, telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di banyak negara di seluruh dunia. Hal ini menggambarkan pentingnya untuk mencari solusi yang berkelanjutan dalam mengatasi masalah lingkungan yang semakin memburuk akibat pemborosan dan kurangnya pengelolaan limbah plastik.
Di era modern ini, dampak negatif polusi plastik telah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi keberlanjutan lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, meningkatkan pengelolaan limbah plastik, serta mempromosikan gaya hidup yang ramah lingkungan.