Sumber foto: Google

Lonjakan Jumlah Perokok Remaja: Pengaruh Teman Sebaya Jadi Pemicu Utama

Tanggal: 9 Mei 2025 06:36 wib.
Tampang.com | Meningkatnya jumlah perokok aktif di Indonesia menjadi perhatian serius, terutama karena lonjakannya justru terjadi di kalangan anak-anak dan remaja. Ironisnya, mayoritas dari mereka mulai merokok karena tekanan lingkungan sosial.


Remaja 15–19 Tahun Mendominasi Perokok Aktif

Dari total sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia, lebih dari 56 persen berada pada rentang usia 15 hingga 19 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rokok bukan lagi hanya isu kesehatan orang dewasa, tetapi sudah menjadi ancaman nyata bagi generasi muda.

Alasan utama remaja mulai merokok adalah karena pengaruh teman sebaya. Banyak di antara mereka merasa perlu merokok agar bisa diterima dalam pergaulan. Selain itu, rasa penasaran dan keinginan untuk mengatasi stres menjadi faktor lain yang mendorong mereka untuk mencoba rokok.


Survei Ungkap Persepsi Salah soal Rokok dan Pergaulan

Berdasarkan survei Jalin Foundation tahun 2024 terhadap 2.771 remaja laki-laki dari 82 sekolah di Jakarta:



40 persen responden percaya bahwa perokok memiliki lebih banyak teman.


10 persen remaja mengaku terus merokok karena pengaruh teman sekitar.


66 persen pernah mencoba berhenti merokok dalam enam bulan terakhir, namun gagal karena kembali terpapar lingkungan perokok.




Regulasi Sudah Ada, Tapi Tantangan Tetap Besar

Pemerintah melalui PP No. 28 Tahun 2024 telah melarang penjualan rokok kepada anak di bawah usia 21 tahun serta penjualan secara eceran. Namun, penerapan aturan ini di lapangan masih menghadapi tantangan besar.

Dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur P2PTM Kemenkes RI, menekankan pentingnya menargetkan remaja laki-laki sebagai fokus pengendalian rokok. “Kita harus ciptakan lingkungan yang membuat mereka tidak tertarik mencoba rokok sejak awal,” tegasnya.

Menurutnya, citra perokok yang ‘keren dan jantan’ di media perlu dilawan dengan kampanye yang membentuk persepsi baru — bahwa laki-laki juga bisa tampil keren tanpa rokok.


RAW: Kampanye Kreatif yang Dekat dengan Anak Muda

Untuk menjawab tantangan ini, Jalin Foundation meluncurkan kampanye “RAW” (Resilient, Awesome, & Wise) — sebuah gerakan perubahan perilaku yang didesain khusus untuk remaja.

Tujuan kampanye RAW:



Mencegah remaja memulai kebiasaan merokok


Memberikan dukungan bagi yang ingin berhenti


Mengurangi tekanan sosial dengan cara kreatif dan partisipatif



Direktur Eksekutif Jalin Foundation, Dian Rosdiana, menjelaskan bahwa kampanye ini memberikan ruang bagi remaja untuk mengekspresikan diri tanpa rokok. “Kami ingin mereka tahu bahwa mereka bisa nyalakan inspirasinya sendiri, tanpa perlu nyalakan rokok,” katanya.


Suara Remaja: Lawan Rokok dengan Ketulusan, Bukan Larangan

Afif Hawari Muhammad, salah satu remaja yang terlibat dalam kampanye RAW, menyambut baik pendekatan yang digunakan. “RAW itu enggak menggurui. Bukan cuma melarang, tapi ngajak kita mikir dan bertindak lebih bijak,” ujarnya.

Kampanye ini akan hadir lewat kegiatan kreatif online dan offline, termasuk diskusi komunitas, konten media sosial, dan pelatihan kepemudaan. Harapannya, RAW bisa memperkuat ketahanan mental remaja, melawan tekanan sosial, dan memperluas akses terhadap dukungan berhenti merokok.


Kesimpulan: Lingkungan Sehat untuk Remaja, Tanggung Jawab Bersama

Remaja adalah aset masa depan bangsa. Melindungi mereka dari bahaya rokok bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab orang tua, sekolah, media, dan komunitas. Sudah saatnya membangun lingkungan yang tidak memaksa mereka memilih rokok sebagai jalan untuk diterima.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved