Sumber foto: (pixabay)

Lima Orang di Jepang Tewas dan Lebih dari 100 Orang Dirawat Akibat Konsumsi Suplemen Kesehatan

Tanggal: 31 Mar 2024 08:24 wib.
Belakangan ini, Jepang diliputi duka atas kematian lima orang yang ternyata mengonsumsi suplemen kesehatan yang beredar di pasaran. Kejadian tragis ini juga menelan korban lainnya, di mana lebih dari 100 orang harus dirawat di rumah sakit pada Jumat (29/3/2024).

Menurut para pejabat, peristiwa ini terjadi hanya seminggu setelah perusahaan farmasi mengambil keputusan untuk menarik produk tersebut dari peredaran. Sejumlah individu dilaporkan mengalami masalah ginjal usai mengonsumsi suplemen, namun penyebab pastinya masih dalam tahap penyelidikan oleh pemerintah.

Pejabat Eksekutif di Kobayashi Pharmaceutical Co., Akihiro Kobayashi, menyampaikan permohonan maaf mendalam atas kejadian tragis ini. 

1. Kobayashi Pharmaceutical Co. Mendapat Kecaman

Assocated Press melaporkan bahwa Kobayashi Pharmaceutical Co., yang berbasis di Osaka, mendapat kecaman keras karena dianggap lamban dalam mengumumkan masalah yang sebenarnya telah mereka ketahui sejak awal Januari. Baru pada 22 Maret, perusahaan tersebut akhirnya mengumumkan ke publik terkait masalah tersebut.

Pejabat perusahaan menjelaskan bahwa sebanyak 114 orang harus dirawat di rumah sakit setelah mengonsumsi produk mereka. Salah satunya adalah Benikoji Choleste Help, suplemen yang ditujukan untuk menurunkan kadar kolesterol.

Akihiro Kobayashi menyatakan penyesalannya kepada keluarga korban yang telah meninggal dan kepada mereka yang sedang menjalani perawatan medis. Ia juga meminta maaf atas segala masalah yang ditimbulkan kepada masyarakat luas, dunia medis, dan industri makanan kesehatan.

Selain itu, Akihiro Kobayashi menegaskan bahwa perusahaan sedang berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut dan juga meningkatkan manajemen krisis dalam perusahaan.

2. Suplemen Dapat Dibeli Tanpa Resep Dokter

Melansir dari Ctv News, ternyata suplemen tersebut telah bisa dibeli secara bebas di toko obat tanpa memerlukan resep dokter. Kemungkinan, sebagian produk telah diekspor sebelum penarikan dilakukan. Kementerian kesehatan Jepang pun memberikan peringatan bahwa angka kematian akibat kasus ini bisa terus bertambah.

Kobayashi Pharmaceutical telah berhasil menjual produk Benikoji selama bertahun-tahun, dengan total penjualan mencapai setidaknya 1 juta paket selama tiga tahun terakhir. Namun, permasalahan baru muncul pada suplemen yang diproduksi pada tahun 2023.

Perusahaan juga mengakui bahwa telah memproduksi sebanyak 18,5 ton Benikoji pada tahun lalu. Baru-baru ini, para analis telah memulai inisiatif deregulasi guna mendorong dan mempercepat persetujuan produk kesehatan demi memacu pertumbuhan ekonomi.

3. Awal Pekan Ini Korban Tewas Bertambah Menjadi 2 Orang

Informasi yang dilansir dari Al Jazeera menjelaskan bahwa Benikoji mengandung Monascus purpureus, yaitu jenis jamur merah yang biasa digunakan sebagai pewarna makanan. Selain suplemen Kobayashi, lebih dari 40 produk dari perusahaan lain juga mengandung Benikoji, termasuk pasta miso, biskuit, dan saus cuka, yang penjualannya juga harus ditarik kembali.

Pada Selasa, Jepang telah memerintahkan penarikan kembali sejumlah suplemen kesehatan yang diduga telah menewaskan dua orang dan menyebabkan ratusan orang harus dirawat di rumah sakit.

“Jumlah total dugaan kematian (sekarang) adalah dua, sementara 106 kasus kemungkinan terkait rawat inap juga terungkap,” ungkap juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi. Sementara itu, pemerintah Jepang terus mengupayakan penanganan kasus ini serta menyelidiki lebih lanjut terkait dampak dari konsumsi suplemen tersebut.

Dampak dari kejadian ini tidak hanya dirasakan oleh individu yang terkena langsung, namun juga menciptakan ketidakpercayaan terhadap produk suplemen kesehatan di masyarakat. Perlu ada langkah yang lebih ketat dalam pengawasan dan pengendalian produk-produk kesehatan demi melindungi konsumen dari bahaya yang bisa timbul akibat konsumsi produk yang seharusnya memberikan manfaat bagi kesehatan. Kebijakan yang lebih ketat dalam pemeriksaan, persetujuan, dan distribusi produk-produk kesehatan juga harus segera dilakukan demi menjaga keamanan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan adanya kejadian ini, diharapkan bahwa pihak yang bertanggung jawab dapat memberikan penjelasan yang transparan kepada masyarakat, dan juga diharapkan adanya perbaikan dalam pengawasan terhadap aspek kesehatan dan keselamatan konsumen. Hal ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan dan juga memberikan kepastian bagi masyarakat terkait produk-produk kesehatan yang beredar di pasaran.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved