Lebih dari Sekadar Vitamin C: Jeruk Terbukti Turunkan Risiko Depresi Lewat Kesehatan Usus
Tanggal: 26 Mei 2025 23:44 wib.
Tampang.com | Buah jeruk selama ini dikenal luas akan kandungan vitamin C-nya yang melimpah dan manfaatnya untuk daya tahan tubuh. Namun, sebuah studi terbaru telah mengungkap dimensi lain yang mungkin belum banyak diketahui: mengonsumsi jeruk secara rutin ternyata dapat menurunkan risiko depresi. Temuan revolusioner ini muncul dari penelitian berskala besar yang melibatkan puluhan ribu peserta, mengaitkan asupan jeruk dengan kondisi mental yang lebih baik, terutama melalui peran penting mikrobioma usus.
Hubungan Jeruk dan Risiko Depresi Terungkap dalam Studi Besar
Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Harvard Medical School ini, dan diterbitkan dalam jurnal Microbiome pada tahun 2024, menganalisis data dari lebih dari 32.000 perempuan yang tergabung dalam Nurses' Health Study II. Studi jangka panjang ini secara komprehensif mencatat pola makan dan kesehatan para perawat di Amerika Serikat selama lebih dari satu dekade.
Para peneliti menemukan bahwa konsumsi jeruk secara rutin—baik dalam bentuk buah segar maupun jus—berkaitan dengan penurunan risiko depresi hingga 22 persen. Hasil ini tetap signifikan bahkan setelah memperhitungkan berbagai faktor gaya hidup sehat lainnya seperti olahraga, pola makan seimbang, dan indeks massa tubuh. Menariknya, studi ini juga melibatkan subkelompok peserta yang memberikan sampel feses dan darah, memungkinkan peneliti mengamati perubahan dalam mikrobioma usus secara lebih detail dan mendalam.
Jeruk "Memberi Makan" Bakteri Usus Baik, Pengaruhi Suasana Hati
Kunci dari temuan ini terletak pada pengaruh jeruk terhadap mikroba usus. Peneliti mengungkapkan bahwa konsumsi jeruk berkaitan erat dengan peningkatan jumlah Faecalibacterium prausnitzii—sejenis bakteri baik dalam usus yang dikenal dapat membantu meredakan peradangan. Bakteri ini juga berperan dalam produksi zat yang memengaruhi suasana hati, seperti serotonin dan dopamin.
Secara menarik, individu dengan tingkat depresi cenderung memiliki jumlah F. prausnitzii yang lebih rendah. Bakteri baik ini menghasilkan senyawa bernama S-adenosyl-L-methionine (SAM), yang diketahui dapat meningkatkan kadar neurotransmitter penting di otak. Dengan kata lain, jeruk secara efektif "memberi makanan" bagi bakteri baik ini, dan bakteri tersebut pada gilirannya berperan krusial dalam menjaga kesehatan mental kita.
Selain itu, senyawa flavonoid yang terkandung dalam jeruk, seperti naringenin dan formononetin, juga diduga berperan dalam menjaga keseimbangan mikroba usus yang mendukung kesehatan mental. Penelitian ini memperkaya bukti bahwa apa yang kita makan benar-benar bisa memengaruhi kesehatan mental kita.
Mengonsumsi jeruk secara teratur tidak hanya baik untuk daya tahan tubuh, tetapi juga bisa menjadi langkah sederhana namun efektif dalam menurunkan risiko depresi—tentu saja bila dibarengi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan. Meskipun penelitian ini masih bersifat observasional dan belum membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung, temuan ini membuka jalan bagi pendekatan baru dalam pencegahan dan penanganan depresi, yaitu melalui pola makan dan perbaikan mikrobioma usus.