Sumber foto: iStock

Laki-Laki Waspada! Obesitas Bisa Memotong Harapan Hidup dan Jadi Bom Waktu Kesehatan

Tanggal: 4 Jun 2025 10:21 wib.
Obesitas bukan sekadar masalah penampilan atau berat badan berlebih—lebih jauh dari itu, obesitas adalah penyakit kronis yang dapat mengancam nyawa. Bahkan, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, belum lama ini menyatakan bahwa obesitas merupakan salah satu faktor utama yang memperpendek harapan hidup, terutama pada kaum pria. Peringatan ini bukan tanpa alasan, karena data global menunjukkan tren obesitas yang makin mengkhawatirkan.

Angka Kematian Global Akibat Obesitas: Nyata dan Mengejutkan

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahun di seluruh dunia akibat kelebihan berat badan atau obesitas. Ini bukan angka kecil. Obesitas menjadi faktor pemicu berbagai penyakit kronis lainnya, seperti jantung, stroke, diabetes, kanker, hingga gangguan pernapasan.

Yang membuatnya semakin berbahaya adalah bahwa obesitas sering kali berkembang secara diam-diam. Tidak semua penderita obesitas sadar bahwa mereka sedang mengalami masalah serius, sehingga penanganan sering terlambat dan risiko kematian meningkat.

Obesitas: Penyakit Kronis dengan Banyak Pemicu

Obesitas bukan hanya soal makan terlalu banyak atau kurang olahraga. Faktanya, obesitas merupakan penyakit multifaktor yang melibatkan:



Faktor genetik (keturunan)


Pola makan tinggi kalori dan makanan olahan


Minimnya aktivitas fisik


Faktor psikososial, seperti stres dan pola tidur yang buruk



Inilah sebabnya, penanganan obesitas harus bersifat menyeluruh, bukan hanya dengan diet atau olahraga saja, tapi juga dengan edukasi, dukungan sosial, dan intervensi medis bila perlu.

Data WHO 2022: Lonjakan Kelebihan Berat Badan Global

WHO dalam laporannya tahun 2022 mencatat bahwa 2,5 miliar orang dewasa (usia 18 tahun ke atas) di seluruh dunia mengalami kelebihan berat badan, dengan lebih dari 890 juta orang sudah masuk kategori obesitas. Jumlah ini setara dengan 43% populasi dewasa dunia—dan angkanya masih akan terus meningkat jika tidak ada tindakan serius dari masyarakat dan pemerintah.

Sebagai perbandingan, pada tahun 1990, angka kelebihan berat badan hanya 25% dari populasi dewasa, yang berarti telah terjadi lonjakan hampir dua kali lipat dalam tiga dekade terakhir.

Obesitas Memicu Beragam Penyakit Mematikan

Obesitas bukan hanya menambah lingkar pinggang, tapi juga memperbesar peluang terkena berbagai penyakit kronis, antara lain:



Penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke)


Diabetes tipe 2


Beberapa jenis kanker (termasuk kanker usus, payudara, dan pankreas)


Gangguan saraf dan otak


Penyakit pernapasan kronis (seperti sleep apnea)


Masalah pencernaan (termasuk penyakit hati berlemak)



Beberapa dari penyakit ini bahkan bisa berujung pada kematian dini, terutama jika tidak ditangani sejak dini. Inilah mengapa obesitas sering disebut sebagai bom waktu dalam tubuh manusia.

Malaysia Jadi Negara dengan Obesitas Tertinggi di Asia Tenggara

Di kawasan Asia Tenggara, Malaysia menempati peringkat tertinggi dalam jumlah penduduk dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Berdasarkan Survei Kesehatan dan Morbiditas Nasional (NHMS) 2023, sekitar 54,4% orang dewasa di Malaysia mengalami masalah berat badan. Angka ini meningkat drastis dari 44,5% pada tahun 2011—menunjukkan lonjakan sebesar 10% dalam satu dekade.

Indonesia juga tidak bisa bersantai. Meski tidak setinggi Malaysia, tingkat obesitas di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, khususnya di perkotaan yang gaya hidupnya makin tidak aktif dan konsumsi makanan cepat saji makin tinggi.

Proyeksi Obesitas Asia Tenggara 2025: Indonesia Masuk 5 Besar

Menurut data World Obesity Federation, berikut adalah proyeksi prevalensi obesitas di Asia Tenggara pada tahun 2025:




No
Negara
Pria
Wanita




1
Malaysia
22%
26,1%


2
Brunei
20,7%
22,3%


3
Thailand
14,8%
21,5%


4
Indonesia
10%
14,8%


5
Filipina
9%
11,2%




Dengan proyeksi ini, Indonesia menempati urutan keempat, dengan 10% pria dan 14,8% wanita diprediksi mengalami obesitas pada 2025. Ini harus menjadi peringatan serius bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk segera bertindak.

Obesitas di Kalangan Pria: Ancaman Harapan Hidup

Yang menarik, ancaman obesitas pada pria dianggap lebih serius oleh Menteri Kesehatan RI. Alasannya, pria cenderung lebih lambat menyadari masalah kesehatannya, jarang melakukan pemeriksaan rutin, dan enggan berkonsultasi dengan tenaga medis. Kombinasi ini memperbesar risiko komplikasi fatal akibat obesitas.

“Obesitas memperpendek harapan hidup, terutama pada pria,” ujar Menkes Budi. Ini karena penyakit yang disebabkan obesitas sering kali bersifat degeneratif dan progresif, seperti jantung dan stroke.

Langkah yang Harus Diambil Sekarang

Untuk menghindari dampak buruk obesitas, baik pada tingkat individu maupun populasi, langkah pencegahan dan intervensi harus dilakukan sedini mungkin. Berikut beberapa strategi penting:



Meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya obesitas melalui edukasi publik


Mendorong pola hidup aktif melalui olahraga teratur dan aktivitas fisik sehari-hari


Mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam


Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pengukuran indeks massa tubuh (BMI)


Mengatur pola tidur dan manajemen stres, karena keduanya juga berpengaruh pada berat badan

Copyright © Tampang.com
All rights reserved