Sumber foto: Google

Kurang Tidur Bisa Picu Penyakit Serius, Kenapa Banyak Orang Menganggap Remeh?

Tanggal: 9 Mei 2025 06:34 wib.
Tampang.com | Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat, tidur cukup justru menjadi hal yang langka. Banyak orang mengorbankan waktu istirahat demi pekerjaan, hiburan digital, atau rutinitas malam yang padat. Padahal, kurang tidur kronis dapat memicu berbagai gangguan kesehatan serius—bahkan bisa menyebabkan kematian dini.

Tidur Kurang dari 6 Jam Tingkatkan Risiko Penyakit
Menurut Sleep Foundation, orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur per malam. Namun, riset Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa hampir 40% masyarakat Indonesia tidur kurang dari 6 jam per hari, terutama di kota besar.

“Tidur yang cukup adalah kebutuhan biologis, bukan kemewahan. Jika kebutuhan ini diabaikan, sistem imun menurun dan risiko penyakit meningkat,” jelas dr. Ronald Gunawan, Sp.S, dokter spesialis saraf dari RSUD Bandung.

Dampak Kurang Tidur Terhadap Tubuh
Kurang tidur berdampak langsung terhadap kesehatan jantung, sistem metabolik, dan fungsi otak. Risiko hipertensi, diabetes tipe 2, obesitas, serta gangguan kognitif meningkat drastis pada mereka yang sering begadang.

“Tidur adalah waktu ketika tubuh melakukan pemulihan. Tanpa tidur yang cukup, sel-sel tubuh tidak bisa memperbaiki diri. Ini berbahaya jika berlangsung jangka panjang,” tambah dr. Ronald.

Hubungan Tidur dan Kesehatan Mental
Selain fisik, kurang tidur juga berkaitan erat dengan kesehatan mental. Banyak kasus depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati disebabkan atau diperburuk oleh gangguan tidur.

“Gangguan tidur seperti insomnia bisa menjadi gejala awal gangguan jiwa. Jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi depresi berat atau bahkan ide bunuh diri,” kata Ratna Sari, M.Psi., psikolog klinis.

Pola Hidup Modern yang Menyabotase Waktu Tidur
Gawai, pekerjaan hingga larut malam, dan budaya hustle tanpa jeda menjadi penghalang utama tidur berkualitas. Banyak orang merasa bersalah jika tidur ‘lebih awal’, seolah itu tanda malas.

“Masalahnya bukan hanya durasi tidur, tapi juga kualitasnya. Tidur sambil ditemani notifikasi HP itu tidak efektif dan membuat otak tetap aktif,” jelas Ratna.

Apa yang Bisa Dilakukan?
Perubahan gaya hidup menjadi kunci. Membatasi paparan cahaya biru dari gawai sebelum tidur, membuat rutinitas malam yang menenangkan, serta menciptakan ruang tidur yang nyaman bisa membantu memperbaiki kualitas tidur.

“Buat jadwal tidur tetap setiap hari, hindari kafein malam hari, dan matikan gadget minimal 30 menit sebelum tidur. Hal sederhana tapi berdampak besar,” saran dr. Ronald.

Tidur Adalah Investasi, Bukan Kemewahan
Mengembalikan jam tidur ke dalam prioritas harian merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Tubuh yang cukup tidur bekerja lebih optimal dan lebih tahan terhadap stres serta penyakit.

“Orang yang tidur cukup cenderung lebih produktif, lebih bahagia, dan lebih sehat. Tidur bukan membuang waktu, tapi mengisi ulang energi hidup,” tutup Ratna.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved