Kulit Sensitif Tak Selalu dari Orang Tua? Ini Fakta Genetik Lintas Generasi yang Mengejutkan
Tanggal: 4 Jun 2025 10:21 wib.
Selama ini, banyak orang meyakini bahwa kulit sensitif hanya bisa diwariskan langsung dari orang tua, baik dari ibu maupun ayah. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Menurut pakar kulit, sensitivitas kulit dapat bersumber dari faktor genetik lintas generasi, bahkan dari nenek atau kakek.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Dr. Hanny Nilasari, Ketua Umum Perdoski (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia), dalam acara peluncuran produk Aveeno Dermatologist Cream di Jakarta pada Rabu, 28 Mei 2025. Ia menjelaskan bahwa sensitivitas kulit merupakan bagian dari kondisi yang dikenal dengan istilah “atopik”. Ini merupakan kecenderungan genetik seseorang untuk mengalami reaksi alergi, yang tidak selalu termanifestasi dalam bentuk gangguan kulit.
“Atopik ini bisa terlihat pada gangguan kulit, gangguan saluran napas seperti asma atau rhinitis alergi. Jadi, meskipun kulit kedua orang tua tampak sehat, anak tetap bisa mengalami kulit sensitif jika ada faktor atopik dari kakek atau neneknya,” terang Dr. Hanny.
Faktor genetik inilah yang membuat beberapa orang lebih rentan mengalami iritasi, rasa gatal berlebih, kemerahan, hingga eksim. Di negara tropis seperti Indonesia, risiko ini semakin tinggi karena suhu dan kelembapan yang ekstrem serta tingginya tingkat polusi udara. Kombinasi faktor genetik dan lingkungan menjadi pemicu utama munculnya gangguan kulit, terutama pada orang yang memang sudah memiliki predisposisi atopik.
Lebih lanjut, Dr. Hanny menjelaskan pentingnya untuk mengenali jenis kulit sejak dini. Menurutnya, mengenal jenis kulit dan riwayat genetik pribadi sangatlah penting agar bisa memilih produk perawatan kulit yang tepat. Salah satu langkah utama dalam menjaga kulit sensitif adalah penggunaan pelembap yang sesuai.
“Pelembap berkualitas dapat membentuk lapisan pelindung di permukaan kulit. Ini penting untuk mengurangi iritasi dan menjaga keseimbangan kadar air di dalam kulit,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa struktur kulit manusia berubah sesuai usia. Menariknya, kulit bayi dan lansia memiliki kemiripan dari sisi kelemahan struktur. Pada bayi, sistem perlindungan kulit atau skin barrier belum terbentuk sempurna. Akibatnya, terjadi penguapan air yang tinggi dari permukaan kulit atau yang disebut transepidermal water loss.
Sementara itu, lansia mengalami penipisan kulit dan berkurangnya lapisan lemak subkutan, yang membuat kulit menjadi lebih kering dan sensitif terhadap lingkungan. Maka dari itu, Dr. Hanny menyarankan agar perawatan kulit disesuaikan dengan fase kehidupan. Bayi dan lansia sama-sama membutuhkan perhatian ekstra terhadap kesehatan kulit mereka.
Pelembap dengan kandungan bahan alami seperti kolodial oats, ceramide, dan natural moisturizing factor menjadi pilihan yang ideal. Bahan-bahan tersebut tidak hanya menghidrasi kulit secara optimal, tetapi juga memperkuat skin barrier dari dalam. Dengan pemakaian rutin, kulit sensitif bisa lebih terjaga, dan reaksi peradangan dapat dicegah.
“Jangan tunggu kulit meradang baru melakukan perawatan. Mulailah sejak dini dengan pelembap yang cocok agar kulit tetap sehat dan terlindungi,” tegasnya.
Kisah nyata mengenai tantangan menghadapi kulit sensitif juga dibagikan oleh Caca Tengker, seorang public figure dan mom influencer. Ia menceritakan bagaimana perjuangannya dalam merawat kulit anaknya yang mengalami dermatitis atopik sejak usia dini. Aruni, anak perempuannya yang kini berusia 4 tahun, memiliki kondisi kulit yang sangat kering. Ketika eksimnya kambuh, Aruni bisa terus menggaruk hingga muncul luka.
Caca mengungkapkan bahwa ia sempat kesulitan mendapatkan pelembap yang cocok untuk kondisi kulit Aruni. Awalnya, ia harus membeli produk dari luar negeri karena belum tersedia di Indonesia. Namun kini, ia merasa lega karena produk tersebut sudah hadir di pasar lokal dan mudah diakses.
“Rasanya lega banget waktu anak saya bisa tidur nyenyak tanpa rasa gatal. Bahkan tadi malam, dia yang mengingatkan saya untuk mengoleskan pelembapnya,” cerita Caca. Menariknya, produk yang dipakai Aruni ternyata juga cocok untuk kulit Caca sendiri yang cenderung kering. Ia menilai produk Aveeno Dermaxa sebagai solusi praktis untuk kebutuhan perawatan kulit keluarga mereka.
Caca juga menambahkan bahwa kenyamanan anak saat tidur menjadi salah satu kebahagiaan terbesar bagi orang tua. Ia tidak lagi harus khawatir berlebihan karena kini sudah menemukan solusi yang tepat.
Dari penjelasan para ahli dan pengalaman nyata ini, kita bisa melihat bahwa perawatan kulit sensitif membutuhkan pendekatan yang personal dan berkelanjutan. Tidak cukup hanya melihat kondisi kulit saat ini, tetapi juga mempertimbangkan faktor genetik, usia, serta lingkungan sekitar. Dengan pemahaman yang tepat dan pemilihan produk yang sesuai, kulit sensitif dapat tetap sehat, kuat, dan terlindungi.