Konsumsi Gula Berlebihan di Indonesia, Ancaman yang Tak Disadari Banyak Orang?
Tanggal: 10 Mei 2025 13:44 wib.
Tampang.com | Gula tak hanya ada di permen atau kue, tapi juga tersembunyi dalam minuman kemasan, makanan instan, dan bahkan lauk pauk sehari-hari. Tren konsumsi gula di Indonesia meningkat drastis seiring gaya hidup modern yang mengandalkan kepraktisan dan rasa manis sebagai pelarian dari stres. Tanpa disadari, konsumsi berlebih ini menjadi penyebab melonjaknya angka diabetes dan penyakit metabolik lainnya.
Fakta Konsumsi Gula yang Mengejutkan
Data dari Riskesdas 2023 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi gula masyarakat Indonesia mencapai 15-20 sendok teh per hari. Jumlah ini jauh melebihi anjuran WHO yang menyarankan maksimal 6 sendok teh gula per hari untuk orang dewasa.
“Yang sering dilupakan, gula bukan cuma dari teh manis. Saus tomat, roti tawar, bahkan makanan olahan seperti nugget dan sosis mengandung gula dalam kadar tinggi,” ujar dr. Lisa Pratiwi, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam di Jakarta.
Dampaknya Terhadap Kesehatan Masyarakat
Kelebihan konsumsi gula dalam jangka panjang berdampak pada meningkatnya risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, bahkan perlemakan hati. Anak-anak dan remaja menjadi kelompok paling rentan karena banyak mengonsumsi minuman manis dan jajanan berkarbohidrat tinggi sejak usia dini.
“Masalahnya bukan cuma soal kalori. Gula berlebih menyebabkan resistensi insulin dan peradangan sistemik yang jadi pemicu penyakit kronis,” jelas dr. Lisa.
Budaya ‘Cemilan Manis’ dan Kurangnya Edukasi
Gaya hidup masyarakat Indonesia yang cenderung menyukai camilan manis juga memperparah situasi. Banyak orang menganggap wajar jika setiap kali ngopi harus ditemani kue manis atau teh dengan gula tinggi.
Selain itu, kesadaran membaca label kandungan gizi di kemasan makanan masih sangat rendah. Padahal informasi kandungan gula sering kali sudah terpampang jelas.
“Edukasi seharusnya tidak hanya dilakukan saat seseorang sudah sakit. Pemerintah dan media harus aktif mengampanyekan bahaya gula sejak dini,” kata dr. Lisa.
Langkah Antisipasi dan Alternatif Sehat
Untuk menekan dampak konsumsi gula berlebih, ada beberapa langkah konkret yang bisa diambil. Mulai dari mengganti gula pasir dengan pemanis alami seperti stevia atau madu dalam jumlah moderat, hingga membiasakan mengonsumsi buah segar sebagai pengganti camilan manis.
Memasak sendiri di rumah dengan memperhatikan takaran gula, serta membatasi konsumsi minuman kemasan juga menjadi kunci. Pemeriksaan kadar gula darah secara rutin bisa membantu mendeteksi potensi masalah sebelum menjadi kronis.
“Kita bisa hidup sehat tanpa sepenuhnya anti-manis. Kuncinya ada di kontrol, informasi, dan kebiasaan sejak dini,” tutup dr. Lisa.