Kolesterol Tinggi di Usia Muda? Waspadai 'Pembunuh Diam-Diam' yang Bisa Picu Serangan Jantung dan Stroke
Tanggal: 5 Jun 2025 06:38 wib.
Kolesterol, meski kerap dianggap musuh bagi kesehatan, sebenarnya merupakan zat lemak yang sangat dibutuhkan tubuh. Namun, semua itu bisa berubah menjadi ancaman serius apabila kadarnya melebihi batas normal. Salah satu jenis kolesterol yang paling diwaspadai adalah Low-Density Lipoprotein (LDL), yang lebih dikenal sebagai kolesterol jahat.
Tingginya kadar LDL dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah. Dalam jangka panjang, hal ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke, dan bahkan gangguan fungsi ginjal. Inilah sebabnya mengapa penting untuk memahami lebih dalam tentang kolesterol, risikonya, serta cara mendeteksi dan mengelolanya secara efektif.
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Alami Kolesterol Tinggi
Menurut data dari Kementerian Kesehatan yang disampaikan oleh dr. Dicky L. Tahapari, Sp.PD-KEMD, PhD, seorang Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, satu dari tiga orang dewasa di Indonesia menderita kolesterol tinggi. Fakta ini diungkap dalam kanal Youtube Podcast Sobat Sehat RSCM pada 4 Juni 2025.
“Kolesterol tinggi harus menjadi perhatian serius karena berhubungan langsung dengan risiko penyakit jantung dan stroke. Ini adalah penyebab kematian yang sangat umum, terutama di kalangan usia produktif,” tegas dr. Dicky.
Mengenal Jenis-Jenis Kolesterol
Tak semua kolesterol berdampak buruk. Kolesterol sendiri terbagi menjadi tiga jenis utama:
Low-Density Lipoprotein (LDL): Dikenal sebagai kolesterol jahat, karena dapat menumpuk di dinding arteri dan menyebabkan penyumbatan.
High-Density Lipoprotein (HDL): Kolesterol baik yang membantu membersihkan LDL dari pembuluh darah.
Trigliserida: Jenis lemak lain dalam darah yang jika tinggi, juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Menjaga keseimbangan ketiga jenis ini sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan.
Faktor Risiko Kolesterol Tinggi
Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami kolesterol tinggi. Berikut ini beberapa penyebab utama yang patut diwaspadai:
Faktor genetik atau keturunan
Jika memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi, maka risiko meningkat meskipun gaya hidup sudah sehat.
Pola hidup tidak sehat
Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Kurang aktivitas fisik
Gaya hidup sedentari atau jarang bergerak berkontribusi pada peningkatan LDL dan penurunan HDL.
Stres kronis
Tekanan emosional berkepanjangan dapat mengacaukan metabolisme tubuh dan meningkatkan kadar kolesterol.
Usia di atas 40 tahun
Seiring bertambahnya usia, kemampuan hati untuk memproses kolesterol cenderung menurun, sehingga risiko meningkat.
Kolesterol Tinggi Sering Tidak Bergejala
Salah satu alasan mengapa kolesterol tinggi disebut sebagai “silent killer” adalah karena gejalanya tidak dirasakan langsung oleh penderitanya. Tanpa pemeriksaan medis, banyak orang tidak sadar bahwa kadar kolesterol mereka sudah melampaui batas.
Biasanya, kolesterol tinggi baru diketahui setelah seseorang mengalami komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke. Karena itu, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol secara rutin, terutama jika sudah memasuki usia 30-an ke atas atau memiliki faktor risiko.
Deteksi Dini Melalui Pemeriksaan Genetik
Pemeriksaan kolesterol yang ideal bukan hanya sebatas tes darah biasa. Untuk mendeteksi risiko secara lebih akurat, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga, dokter menyarankan tes berbasis panel genetik. Salah satunya adalah tes untuk hiperkolesterolemia familial (FH), yaitu kondisi keturunan yang menyebabkan kadar kolesterol tinggi sejak muda.
“Tes genetik bertujuan untuk mengidentifikasi variasi genetik yang menyebabkan kolesterol tinggi. Dengan begitu, pendekatan gaya hidup dan pencegahan bisa disesuaikan secara lebih personal,” jelas dr. Dicky.
Saat ini, pemeriksaan semacam itu sudah bisa diakses di sejumlah fasilitas kesehatan besar di Indonesia, termasuk Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Mengapa Deteksi Dini Sangat Penting?
Deteksi dini bukan hanya tentang mengetahui angka kolesterol, tapi juga menjadi langkah awal mencegah komplikasi serius. Dengan mengetahui sejak awal bahwa tubuh rentan terhadap kolesterol tinggi, seseorang bisa melakukan perubahan gaya hidup lebih cepat, seperti:
Mengurangi makanan tinggi lemak jenuh (gorengan, daging berlemak, makanan cepat saji)
Rutin berolahraga, minimal 30 menit sehari
Menghindari stres dan cukup tidur
Berhenti merokok dan membatasi alkohol
Langkah-langkah ini terbukti efektif membantu menurunkan kadar LDL dan meningkatkan HDL.