Sumber foto: Google

Kesehatan Mental Tertekan Selama Pandemi, Bagaimana Cara Menghadapinya?

Tanggal: 13 Mei 2025 19:27 wib.
Tampang.com | Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak awal 2020 telah memberikan dampak luar biasa pada banyak aspek kehidupan. Selain mengancam fisik, dampak mentalnya juga sangat terasa, dengan lonjakan kasus kecemasan dan depresi di kalangan masyarakat, termasuk di Indonesia.

Kenaikan Kasus Kecemasan dan Depresi
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, jumlah penderita gangguan kecemasan dan depresi meningkat signifikan sejak dimulainya pandemi. Banyak orang merasa terisolasi, cemas tentang kesehatan diri dan keluarga, serta khawatir akan masa depan ekonomi mereka. Kondisi ini semakin parah dengan pembatasan sosial dan penutupan banyak kegiatan yang memicu rasa kesepian.

"Pandemi ini membawa tantangan mental yang besar. Banyak orang yang sebelumnya tidak merasa cemas, kini mulai merasakannya setiap hari. Stres dan depresi menjadi masalah yang harus dihadapi bersama," ujar dr. Anita Wijayanti, seorang psikolog klinis.

Faktor Penyebab: Isolasi Sosial dan Ketidakpastian Ekonomi
Beberapa faktor utama yang memicu masalah kesehatan mental selama pandemi adalah isolasi sosial yang memperburuk perasaan kesepian, serta ketidakpastian ekonomi yang membuat banyak orang merasa tidak aman. Ketidakmampuan untuk berinteraksi secara sosial dan perasaan kehilangan kontrol atas kehidupan semakin memperburuk kondisi mental banyak orang.

Dampak pada Remaja dan Anak Muda
Kelompok usia muda, terutama remaja dan mahasiswa, juga terpapar dampak mental yang besar. Pembelajaran jarak jauh, perubahan rutinitas, serta kecemasan tentang masa depan, membuat banyak dari mereka merasa cemas dan tertekan. “Ini adalah tantangan besar bagi kesehatan mental generasi muda, yang mungkin merasa tidak memiliki dukungan sosial yang cukup,” tambah dr. Anita.

Cara Mengatasi Kesehatan Mental yang Terganggu
Penting untuk mengidentifikasi gejala awal kecemasan dan depresi, seperti merasa cemas berlebihan, gangguan tidur, atau perubahan pola makan. Bagi mereka yang merasa kesulitan, mencari dukungan psikologis bisa sangat membantu. Terapi kognitif-perilaku (CBT) atau konseling bisa membantu individu untuk mengatasi kecemasan dan depresi.

Selain itu, menjaga kesehatan fisik dengan berolahraga secara rutin, menjaga pola makan sehat, serta tidur yang cukup adalah bagian penting dari menjaga keseimbangan mental. Interaksi sosial, meskipun terbatas, juga penting untuk mengurangi perasaan kesepian.

Pentingnya Dukungan Sosial dan Keterbukaan
Masyarakat juga diimbau untuk lebih terbuka dalam membicarakan masalah kesehatan mental. Mengurangi stigma terhadap orang yang mengalami gangguan mental akan membantu mereka merasa lebih diterima dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan. Organisasi kesehatan mental dan komunitas dukungan dapat memberikan bantuan penting bagi mereka yang merasa kesulitan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved