Sumber foto: Google

Kesehatan Mental Terabaikan, Stigma dan Kurangnya Akses Jadi Penghambat Utama!

Tanggal: 16 Mei 2025 20:00 wib.
Tampang.com | Meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental di Indonesia tidak sebanding dengan perhatian yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat. Stigma negatif, kurangnya tenaga ahli, dan terbatasnya akses layanan membuat banyak penderita kesehatan mental kesulitan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.

Stigma Menghambat Penderita untuk Mencari Bantuan

Banyak masyarakat masih memandang kesehatan mental sebagai hal tabu atau tanda kelemahan. Hal ini membuat penderita enggan terbuka dan mencari pertolongan.

“Kami masih sering mendengar keluarga menutup-nutupi masalah kesehatan mental karena takut dicap negatif,” ungkap Dr. Intan Safitri, psikolog klinis.

Kekurangan Tenaga Ahli dan Fasilitas

Jumlah psikolog dan psikiater di Indonesia masih jauh dari kebutuhan ideal. Layanan kesehatan mental di puskesmas dan rumah sakit pun masih minim.

“Banyak daerah yang belum memiliki layanan psikologi dasar, apalagi layanan psikiatri,” tambah Dr. Intan.

Dampak Krisis Mental terhadap Produktivitas dan Kesejahteraan

Gangguan mental yang tidak tertangani berpotensi menimbulkan masalah sosial dan ekonomi yang lebih luas, termasuk penurunan produktivitas kerja dan meningkatnya angka kemiskinan.

“Masalah kesehatan mental harus dilihat sebagai isu kesehatan masyarakat yang serius,” tegas Dr. Intan.

Solusi: Edukasi, Pemerataan Layanan, dan Penghapusan Stigma

Pemerintah perlu meningkatkan kampanye edukasi tentang kesehatan mental, memperluas layanan psikologi di seluruh daerah, dan menghapus stigma melalui sosialisasi yang tepat.

“Perlu pendekatan multi sektor agar masalah ini bisa ditangani secara menyeluruh,” jelas Dr. Intan.

Kesehatan Mental, Pilar Penting Kesehatan Nasional

Perhatian terhadap kesehatan mental harus sejajar dengan kesehatan fisik agar masyarakat Indonesia bisa hidup produktif dan sejahtera.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved