Kesehatan Mental Remaja Kian Tertekan, Media Sosial Jadi Salah Satu Pemicu?
Tanggal: 26 Mei 2025 11:19 wib.
Tampang.com | Dalam beberapa tahun terakhir, kasus gangguan kesehatan mental pada remaja mengalami peningkatan signifikan. Salah satu faktor yang paling sering disebut sebagai pemicu adalah penggunaan media sosial yang berlebihan, terutama pada usia sekolah menengah dan awal kuliah.
Media Sosial dan Tekanan Tak Kasat Mata
Media sosial tak hanya menjadi tempat berbagi, tetapi juga arena perbandingan. Banyak remaja merasa hidup mereka tidak cukup menarik atau ‘kalah’ jika dibandingkan dengan unggahan orang lain.
Kondisi ini memperparah munculnya gangguan seperti kecemasan, perasaan tidak berharga, hingga depresi ringan. Banyak di antaranya yang merasa tertekan karena standar pencapaian yang terlalu tinggi di media sosial.
Kesehatan Mental Harus Jadi Prioritas
Psikolog menyebutkan bahwa masa remaja adalah periode paling rentan terhadap pembentukan identitas diri. Ketika ruang sosial digital mendominasi, mereka lebih mudah terpapar tekanan sosial yang tidak sehat.
“Remaja butuh ruang aman untuk mengekspresikan diri dan belajar mengenal emosi, bukan hanya terpaku pada validasi eksternal lewat likes atau komentar,” ujar psikolog remaja Anisa Rukmana.
Peran Keluarga dan Sekolah Jadi Kunci
Penguatan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekolah sangat penting. Pendekatan komunikasi terbuka, bukan menghakimi, jadi cara efektif membantu remaja menghadapi tekanan sosial.
Beberapa sekolah kini mulai memasukkan materi kesehatan mental ke dalam kegiatan konseling dan ekstrakurikuler sebagai bentuk pencegahan dini.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Remaja juga disarankan untuk menerapkan ‘detoks digital’, yaitu membatasi waktu penggunaan media sosial dan lebih banyak berinteraksi secara langsung di dunia nyata. Aktivitas seperti olahraga, hobi kreatif, dan relasi sosial sehat bisa menjadi pelarian positif dari tekanan dunia maya.