Kesehatan Mental Masih Terabaikan, Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Mengurangi Stigma dan Meningkatkan Akses Layanan?
Tanggal: 13 Mei 2025 19:24 wib.
Tampang.com | Kesehatan mental menjadi isu yang semakin penting di Indonesia, namun sayangnya sering kali terabaikan. Stigma seputar gangguan mental dan keterbatasan akses layanan kesehatan mental di banyak daerah membuat masyarakat merasa cemas dan enggan untuk mencari bantuan profesional. Padahal, gangguan mental dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan bahkan berpotensi menyebabkan dampak yang lebih besar jika tidak ditangani dengan tepat.
Stigma Seputar Kesehatan Mental yang Masih Terbawa
Di Indonesia, banyak orang masih memandang penyakit mental dengan stigma negatif. Mereka yang menderita gangguan mental sering kali dianggap lemah, aneh, atau bahkan dianggap tidak mampu berfungsi dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan mereka yang membutuhkan bantuan merasa malu untuk mengakuinya atau mencari perawatan.
“Stigma terkait kesehatan mental sangat menghambat upaya kita untuk menciptakan masyarakat yang peduli dengan kesehatan jiwa. Banyak orang merasa takut atau malu untuk mencari bantuan karena khawatir dicap sebagai orang yang ‘gila’ atau ‘gila’,” ujar dr. Siti Aisyah, seorang psikolog klinis.
Kurangnya Akses Layanan Kesehatan Mental di Daerah Terpencil
Selain stigma, masalah besar lainnya adalah terbatasnya akses ke layanan kesehatan mental yang berkualitas, terutama di daerah-daerah terpencil. Banyak wilayah di Indonesia yang masih kekurangan tenaga profesional di bidang kesehatan mental, seperti psikolog dan psikiater, serta fasilitas yang memadai untuk menangani masalah kesehatan mental.
“Banyak orang yang tinggal di daerah dengan akses terbatas harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk mendapatkan terapi atau konsultasi dengan tenaga ahli,” kata dr. Siti.
Pentingnya Edukasi dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Untuk mengurangi stigma, edukasi menjadi salah satu langkah yang sangat penting. Masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa kesehatan mental adalah bagian dari kesehatan secara keseluruhan dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika seseorang mencari bantuan untuk masalah mental mereka.
“Edukasi kesehatan mental perlu dimulai sejak usia dini di sekolah-sekolah, agar anak-anak dan remaja dapat belajar tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, mengidentifikasi gejala awal gangguan mental, serta tahu kemana harus mencari bantuan,” ujar dr. Siti.
Akses Layanan Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Salah satu cara untuk memperbaiki akses ke layanan kesehatan mental adalah dengan memanfaatkan teknologi, seperti layanan terapi online atau aplikasi kesehatan mental. Layanan online ini mempermudah masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau yang tidak memiliki waktu untuk mengunjungi klinik atau rumah sakit.
Selain itu, perlu adanya pelatihan dan pendidikan bagi tenaga medis di berbagai lini kesehatan, agar mereka bisa mendeteksi masalah kesehatan mental sejak dini dan merujuk pasien ke layanan yang tepat.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Meningkatkan Kesehatan Mental
Pemerintah Indonesia juga perlu berperan aktif dalam memperbaiki sistem kesehatan mental di tanah air. Pemerintah bisa memberikan anggaran yang lebih besar untuk program kesehatan mental dan melibatkan lebih banyak organisasi non-pemerintah yang bergerak dalam bidang ini untuk memberikan edukasi serta pelayanan.
“Jika pemerintah dan masyarakat saling bekerjasama, kita bisa mengurangi stigma kesehatan mental dan menciptakan masyarakat yang lebih peduli terhadap kesehatan jiwa,” ujar dr. Siti.
Wujudkan Masyarakat yang Lebih Peduli terhadap Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah isu penting yang harus diperhatikan, namun sering kali terabaikan. Dengan mengurangi stigma, meningkatkan akses layanan, serta memberi edukasi kepada masyarakat, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan mendukung kesehatan mental bagi semua orang.
Langkah-langkah ini tidak hanya akan mengurangi dampak gangguan mental pada individu, tetapi juga akan membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat, harmonis, dan peduli.