Sumber foto: Google

Kesehatan Mental Ibu Hamil Kerap Diabaikan, Apa Dampaknya Bagi Generasi Mendatang?

Tanggal: 9 Mei 2025 06:31 wib.
Tampang.com | Kehamilan sering dipandang sebagai momen bahagia, namun tak sedikit ibu hamil yang mengalami tekanan mental luar biasa. Sayangnya, kesehatan mental ibu hamil masih sering terabaikan dalam sistem layanan kesehatan di Indonesia.

Depresi Perinatal Meningkat, Tapi Minim Layanan Psikologis
Data dari WHO menyebutkan bahwa satu dari lima wanita hamil di negara berkembang mengalami gangguan mental, terutama depresi dan kecemasan. Di Indonesia, laporan BKKBN tahun 2023 menunjukkan bahwa 17% ibu hamil mengalami gejala depresi, namun hanya sebagian kecil yang mendapat layanan psikologis.

“Saya pernah menangani pasien hamil yang merasa bersalah karena tidak bahagia. Itu gejala klasik depresi kehamilan, tapi sering dianggap hal biasa,” ujar Fitria Lestari, psikolog klinis di Jakarta.

Faktor Sosial dan Ekonomi Jadi Pemicu
Beban mental ibu hamil tidak hanya datang dari perubahan hormonal, tapi juga dari tekanan sosial dan ekonomi. Tuntutan suami, keluarga, atau kondisi finansial yang sulit dapat memperburuk kondisi mental calon ibu.

“Ketika ibu hamil tidak mendapat dukungan yang cukup, risiko depresi akan meningkat drastis. Ini berbahaya, bukan hanya bagi si ibu, tetapi juga janin yang dikandungnya,” jelas bidan Rika Marlina dari Puskesmas Cibubur.

Dampaknya Bisa Jangka Panjang pada Anak
Gangguan mental selama kehamilan berisiko menyebabkan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, bahkan gangguan perkembangan kognitif pada anak. Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari ibu dengan depresi kehamilan memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan emosional di masa remaja.

“Ini bukan soal suasana hati sementara. Efeknya bisa menahun, bahkan lintas generasi,” tegas Fitria.

Minimnya Fasilitas dan Stigma Sosial
Sayangnya, belum banyak fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan konseling khusus untuk ibu hamil. Selain itu, stigma sosial membuat banyak ibu takut atau malu mengakui bahwa mereka mengalami masalah mental.

“Kadang tenaga kesehatan pun belum terlatih untuk mengenali gejala gangguan mental pada ibu hamil. Padahal skrining sederhana bisa sangat membantu,” tambah Rika.

Perlu Gerakan Nasional: Kesehatan Mental Ibu adalah Prioritas
Para ahli mendorong agar kesehatan mental ibu hamil dimasukkan dalam program prioritas nasional, bukan hanya fokus pada gizi dan fisik. Pemeriksaan kehamilan harus menyertakan evaluasi psikologis secara rutin.

“Ibu yang sehat mental akan melahirkan anak yang lebih sehat. Sudah saatnya kita melihat kesehatan ibu secara utuh, termasuk dari sisi emosionalnya,” tutup Fitria.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved