Sumber foto: iStock

Kenapa 2 Juta Warga RI Pilih Berobat ke Luar Negeri? Ini Fakta Mengejutkan dan Solusi dari Pemerintah

Tanggal: 30 Jun 2025 10:12 wib.
Masyarakat Indonesia tampaknya tidak ragu untuk merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan pelayanan kesehatan yang dinilai lebih baik di luar negeri. Fakta ini disampaikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang menyebut bahwa sekitar 2 juta warga Indonesia memilih menjalani pengobatan di luar negeri setiap tahunnya.

Lebih mencengangkan lagi, dari data yang dikumpulkan dalam beberapa tahun terakhir, pengeluaran warga Indonesia untuk layanan medis di luar negeri mencapai hampir Rp150 triliun per tahun. Angka ini menjadi sorotan serius mengingat besarnya dana yang keluar dari dalam negeri hanya untuk urusan kesehatan.

“Berdasarkan data yang kita terima, setiap tahun terdapat kurang lebih 2 juta orang Indonesia yang berobat ke luar negeri, dengan total pengeluaran hampir Rp150 triliun,” ungkap Erick Thohir saat meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Bali International Hospital, di Denpasar, Bali, Jumat (27/6/2025).

Mengapa Warga RI Pilih Berobat ke Luar Negeri?

Ada sejumlah alasan mengapa warga Indonesia cenderung memilih berobat ke luar negeri. Di antaranya adalah kepercayaan terhadap kualitas layanan kesehatan, teknologi medis yang lebih mutakhir, serta pelayanan pasien yang dianggap lebih profesional dan transparan di negara seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang. Banyak pasien merasa bahwa rumah sakit luar negeri menawarkan diagnosis yang lebih cepat, perawatan yang lebih lengkap, dan suasana lebih nyaman.

Fenomena ini menunjukkan bahwa ada gap signifikan dalam kualitas layanan kesehatan di dalam negeri yang perlu dibenahi, terutama dalam hal kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan lokal.

Indonesia Menuju Pusat Medis Internasional: Hadirnya KEK Sanur

Menanggapi tantangan tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN merespons dengan membangun KEK Sanur di Bali — sebuah proyek besar yang ditujukan untuk menyaingi destinasi wisata medis luar negeri.

Erick Thohir menjelaskan bahwa pembangunan KEK Sanur bukan hanya untuk meningkatkan fasilitas kesehatan dalam negeri, tapi juga sebagai langkah strategis menyambut bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Saat ini, rata-rata usia produktif penduduk Indonesia adalah 30,4 tahun. Artinya, dalam 20-30 tahun ke depan, Indonesia akan menghadapi lonjakan warga usia lanjut yang secara alami akan lebih banyak membutuhkan layanan kesehatan berkualitas.

“Bayangkan, pada 2045 hingga 2060 nanti, mereka yang sekarang berada di usia produktif akan memasuki masa lansia. Kita harus siap dengan sistem layanan kesehatan yang kuat sejak sekarang,” terang Erick.

KEK Sanur: Kompleks Layanan Kesehatan Terintegrasi Pertama di Indonesia

Kawasan Ekonomi Khusus Sanur bukan sekadar proyek rumah sakit biasa. Ini adalah kompleks kesehatan terintegrasi pertama di Indonesia yang memadukan berbagai elemen dalam satu kawasan strategis. KEK Sanur mencakup:



Rumah sakit bertaraf internasional


Klinik spesialis berbagai bidang


Pusat riset dan inovasi medis


Fasilitas hotel dan akomodasi penunjang


Pusat konvensi dan pelatihan tenaga kesehatan



Diharapkan, fasilitas ini akan menjadi magnet wisata medis domestik dan internasional, serta memperkuat sistem layanan kesehatan nasional tanpa membuat warga Indonesia harus ke luar negeri.

Menekan Arus Pengobatan ke Luar Negeri & Meningkatkan Ekonomi Lokal

Salah satu target utama dari KEK Sanur adalah menekan jumlah masyarakat yang memilih berobat ke luar negeri. Dengan kualitas layanan yang tak kalah dari negara tetangga, masyarakat akan memiliki alternatif pengobatan berkualitas tanpa perlu meninggalkan tanah air.

Tidak hanya itu, KEK Sanur juga ditargetkan memberikan dampak ekonomi positif secara langsung kepada masyarakat sekitar, terutama dalam penciptaan lapangan kerja di sektor medis, perhotelan, transportasi, dan jasa lainnya. Proyek ini digadang-gadang menjadi contoh sukses kolaborasi antara sektor kesehatan dan pariwisata.

Mengapa Ini Penting untuk Masa Depan?

Jika tren 2 juta orang berobat ke luar negeri per tahun terus berlanjut, potensi kebocoran devisa akan terus meningkat. Dana sebesar Rp150 triliun itu seharusnya bisa diserap oleh rumah sakit dalam negeri, membantu memperkuat infrastruktur kesehatan nasional, dan menambah kualitas layanan serta tenaga medis lokal.

Lebih jauh lagi, investasi dalam KEK Sanur sejalan dengan visi besar menuju Indonesia Emas 2045, di mana sektor kesehatan menjadi tulang punggung penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Penutup

Fenomena warga Indonesia yang berbondong-bondong mencari layanan medis ke luar negeri seharusnya menjadi refleksi mendalam bagi sistem kesehatan nasional. Dengan hadirnya KEK Sanur sebagai ikon wisata medis baru Indonesia, diharapkan tidak hanya bisa menahan arus dana keluar negeri, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui layanan kesehatan yang unggul dan terintegrasi.

Jika proyek ini sukses, Indonesia tak hanya mampu merawat warganya sendiri dengan standar tinggi, tapi juga akan menjadi tujuan berobat bagi warga mancanegara di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved