Kenali Lupus Sejak Dini agar Mudah Diatasi

Tanggal: 10 Jul 2018 20:49 wib.
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau biasa disebut lupus merupakan suatu penyakit autoimun sistemis yang menyerang seluruh bagian tubuh. Penyakit autoimun merupakan kondisi kelainan sistem imun yang menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri, yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan. Lupus terutama merusak organ jantung, sendi, kulit, paru, pembuluh darah, hati, ginjal, dan sistem saraf. Hingga kini tidak ditemukan penyebab spesifik lupus. Lupus diketahui dipengaruhi kerapuhan genetik (diturunkan) dan sejumlah faktor lingkungan. Lupus terjadi sembilan kali lipat lebih banyak pada perempuan bila dibandingkan dengan laki-laki.

Diagnosis awal lupus sering kali sulit karena entitas penyakit tersebut yang menyerupai banyak penyakit lain sehingga kerap disebut sebagai the great imitators. Tak jarang orang dengan lupus (odapus) baru terdiagnosis setelah berulang kali berobat ke dokter atas keluhan lain yang tak kunjung sembuh. Keluhan utama yang banyak dirasakan penderita lupus ialah demam, kelelahan dan tidak bertenaga, nyeri dan pembengkakan sendi, serta nyeri otot. Pada beberapa pasien bahkan dapat terjadi kehilangan sementara fungsi kognitif.

Tanda pada kulit yang dapat dikenali ialah ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu pada wajah (pipi), kebotakan, luka yang tak kunjung sembuh pada mulut, hidung, saluran kemih, dan vagina. Pada pasien juga terjadi fotosensitivitas, yang menyebabkan pasien tidak dapat terpapar sinar matahari.

Saat ini pemeriksaan paling utama untuk mendeteksi lupus ialah uji laboratorium anti-nuclear antibody (ANA), anti-extractable nuclear antigen (anti-ENA), dan anti-double stranded DNA (dsDNA).

Lupus tidak dapat dicegah, tetapi komplikasinya dapat dihindari dengan melakukan tes rutin terkait dengan jantung (tekanan darah dan kolesterol), infeksi, osteoporosis, dan kanker.

Saat ini belum ditemukan obat untuk mengobati lupus. Orang dengan lupus diterapi dengan imunosupresi, yaitu pasien diberikan obat-obatan yang menekan kekebalan tubuh seperti kortikosteroid, serta obat-obatan tambahan untuk mengontrol gejala dan komplikasi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved