Sumber foto: Google

Kemenkes Soal Demam Babi Afrika, Tidak Bahayakan Manusia

Tanggal: 20 Des 2024 09:21 wib.
Demam babi Afrika (ASF) tengah merebak di 32 provinsi di Indonesia menurut Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Karantina Indonesia Hudiansyah Is Nursal. Salah satu daerah dengan peningkatan kasus signifikan adalah Nabire Papua Tengah. Penyakit ini disebabkan oleh virus Asfivirus yang menyerang babi domestik maupun liar.

Penularan ASF terjadi melalui kontak langsung maupun tidak langsung antara babi yang terinfeksi dan babi sehat. Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa virus ASF tidak berbahaya bagi manusia. Namun, langkah pengendalian dan pencegahan tetap harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.

Kemenkes telah memberikan arahan kepada seluruh peternak dan masyarakat untuk meningkatkan kehati-hatian dan implementasi protokol kesehatan bagi babi domestik. Upaya pencegahan termasuk melakukan pemantauan ketat terhadap kesehatan babi, memastikan kebersihan lingkungan peternakan, serta menghindari kontak langsung dengan babi yang berasal dari daerah terinfeksi. Selain itu, penegakan aturan karantina dan pelarangan perpindahan babi dari daerah terinfeksi ke daerah lain juga menjadi fokus utama dalam upaya penanggulangan ASF.

Badan Karantina Pertanian Indonesia (BKIPM) juga aktif dalam melakukan langkah-langkah pengawasan dan pengendalian terkait ASF. Langkah-langkah tersebut meliputi pengawasan ketat terhadap pergerakan babi dan produk-produk babi, serta peningkatan sosialisasi kepada masyarakat terkait tata cara penanganan babi yang benar. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk melindungi industri peternakan nasional dari ancaman ASF.

Dalam penanganan ASF, peran serta seluruh pihak sangat diperlukan. Masyarakat, terutama peternak babi, diminta untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Kemenkes dan BKIPM. Kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan hewan ternak menjadi kunci dalam mencegah penyebaran ASF di lingkungan sekitar.

Di tengah merebaknya ASF, penting bagi semua pihak untuk tetap tenang namun tidak lengah. Langkah preventif dan proaktif perlu terus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ASF ke wilayah-wilayah lain di Indonesia. Selain itu, penyampaian informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat juga sangat penting agar tidak menimbulkan kepanikan yang tidak perlu.

Dalam situasi seperti ini, kolaborasi antara pemerintah, peternak, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan pangan dan kesehatan hewan di Indonesia. Dengan kerjasama yang baik, diharapkan penyebaran ASF dapat segera terkendali dan tidak menimbulkan dampak yang lebih luas.

Sebagai upaya preventif, penegakan aturan dan tindakan ketat terhadap pergerakan babi serta pemantauan kesehatan hewan ternak perlu terus ditingkatkan. Kehati-hatian dan langkah-langkah proaktif ini diharapkan dapat meminimalkan risiko penyebaran ASF, sehingga kesehatan hewan ternak dan industri peternakan nasional tetap terjaga dengan baik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved