Kekebalan Tubuh Ibu Bergantung Pada Jenis Kelamin Bayi yang Dikandungnya
Tanggal: 20 Agu 2017 17:14 wib.
Apakah jenis kelamin bayi mempengaruhi sistem kekebalan tubuh ibu? Sebuah studi baru menyelidiki hubungan antara jenis kelamin bayi dan respon kekebalan ibu terhadap penyakit.
Sebuah tim peneliti dari Ohio State University Wexner Medical Center mulai memeriksa apakah ada hubungan antara jenis kelamin bayi dan kekebalan ibu.
Tim tersebut dipimpin oleh Amanda Mitchell, seorang peneliti postdoctoral di Institute for Behavioral Medicine Research di Wexner.
Penelitian ini dipicu oleh bukti anekdot dan studi ilmiah (yang diacu oleh penulis) yang menunjukkan bahwa jenis kelamin janin mempengaruhi beberapa respons fisiologis pada ibu. Kontrol glikemik, tekanan darah, dan kadar kortisol semuanya telah terbukti berbeda sesuai jenis kelamin janin.
Dalam studi baru tersebut, Mitchell dan tim memeriksa 80 wanita di tahap awal, tengah, dan akhir kehamilan mereka. Dari ibu-ibu masa depan ini, 46 hamil bayi laki-laki dan 34 bayi perempuan. Peneliti mengekspos sel kekebalan tubuh mereka ke bakteri untuk melihat apakah mereka merespons secara berbeda tergantung pada jenis kelamin janin.
Temuan baru ini dipublikasikan di jurnal Brain, Behavior, and Immunity.
Janin wanita meningkatkan kadar sitokin pro-inflamasi
Lebih khusus lagi, Mitchell dan rekannya memeriksa kadar sitokin pada wanita hamil. Sitokin menandakan molekul yang mengatur kekebalan dan pembengkakan.
Mereka kadang-kadang disebut molekul darurat karena dilepaskan oleh tubuh untuk melawan penyakit, karena membantu sel berkomunikasi satu sama lain saat terjadi pembengkakan di tubuh. Sitokin adalah bagian dari respon imun alami tubuh, namun dapat menyebabkan penyakit saat dilepaskan secara terus-menerus. Ini mirip dengan bagaimana peradangan merupakan komponen penting dari respons imun, tapi terlalu banyak dapat menyebabkan rasa sakit dan kelelahan.
Studi ini menganalisis tingkat sitokin baik di dalam darah maupun di sampel laboratorium yang terpapar bakteri.
Temuan menunjukkan bahwa wanita hamil dengan anak perempuan mungkin mengalami gejala penyakit yang lebih parah.
"Sementara wanita tidak menunjukkan perbedaan kadar sitokin darah berdasarkajenis kelamin bayi, kami menemukan bahwa sel kekebalan tubuh wanita yang membawa janin wanita menghasilkan sitokin pro-inflamasi lebih banyak bila terkena bakteri. Ini berarti bahwa wanita yang mengandung bayi perempuan menunjukkan peradangan yang meningkat. Respon ketika sistem kekebalan tubuh mereka ditantang, dibandingkan dengan wanita yang mengandung bayi laki-laki. "
Peradangan yang meningkat yang ditemukan dalam penelitian ini bisa menjelaskan mengapa wanita hamil dengan bayi perempuan cenderung memiliki gejala lebih parah dari kondisi medis yang sudah ada sebelumnya. Contoh yang diberikan oleh para peneliti meliputi asma dan alergi, yang keduanya merupakan kondisi yang akan bertambah parah saat sang ibu mengandung bayi perempuan dibandingkan dengan laki-laki.