Kebiasaan Begadang Bikin Sakit, Kenapa Kita Masih Mengabaikannya?
Tanggal: 9 Mei 2025 06:55 wib.
Tampang.com | Kurang tidur bukan sekadar lelah keesokan harinya. Dalam jangka panjang, begadang dan pola tidur buruk berdampak besar pada kesehatan fisik, mental, hingga produktivitas. Namun ironisnya, di Indonesia, tidur masih dianggap bisa dikorbankan demi kerja atau hiburan.
Data Menunjukkan Masalah Serius
Studi Universitas Indonesia tahun 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 60% responden usia 18–35 tahun mengalami gangguan tidur, mulai dari sulit tidur, bangun tidak segar, hingga begadang kronis. WHO bahkan menggolongkan gangguan tidur sebagai epidemi global yang tersembunyi.
“Kurang tidur menurunkan imunitas, memperburuk konsentrasi, dan meningkatkan risiko depresi,” jelas dr. Amelia Rachman, dokter spesialis tidur dari Jakarta Sleep Center.
Dampaknya Lebih Luas dari yang Dibayangkan
Tak hanya tubuh terasa lesu, kurang tidur juga meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, dan obesitas. Dalam jangka panjang, risiko stroke dan penyakit jantung juga meningkat. Secara mental, gangguan tidur berkaitan erat dengan kecemasan, gangguan suasana hati, bahkan suicidal ideation.
“Begadang yang terus-menerus memperburuk fungsi otak, terutama pada anak muda yang masih dalam masa perkembangan kognitif,” kata dr. Zaky Firmanda, psikiater dari RSUP Persahabatan.
Normalisasi Begadang Perlu Dikritisi
Fenomena hustle culture dan maraknya hiburan digital 24 jam mendorong generasi muda mengurangi waktu tidur. Apalagi, masih banyak masyarakat yang menganggap tidur cukup itu kemewahan, bukan kebutuhan biologis utama.
“Ini bukan masalah malas atau rajin. Tidur cukup adalah kebutuhan dasar manusia, bukan bonus,” tegas dr. Amelia.
Solusi: Edukasi dan Rutinitas yang Sehat
Penting untuk mengedukasi publik soal sleep hygiene—mulai dari mematikan gadget satu jam sebelum tidur, membuat jadwal tidur tetap, hingga menghindari kafein malam hari. Pemerintah pun disarankan membuat kampanye sadar tidur sebagai bagian dari program kesehatan nasional.
Tidur bukan buang-buang waktu. Ia adalah fondasi kesehatan yang kita abaikan terlalu lama. Sudah waktunya tidur cukup jadi bagian dari gaya hidup sehat, bukan sesuatu yang harus dikorbankan.