Sumber foto: iStock

Kata Dokter Soal Pasien Bisa Komunikasi Meski Pita Suara Diangkat

Tanggal: 17 Nov 2024 20:40 wib.
Pengangkatan pita suara merupakan salah satu penanganan yang dilakukan pada pasien kanker pita suara, terutama pada stadium tiga atau empat. Tindakan medis ini menjadi solusi ketika pertumbuhan kanker sudah sangat menyebar dan menyumbat saluran pernapasan.

Meski demikian, Dokter Spesialis THT-BKL Syahrial Hutauruk menyatakan bahwa pasien yang kehilangan pita suara masih memiliki kemampuan untuk berkomunikasi. Ia mengklaim memiliki beberapa cara rehabilitasi untuk pasien yang telah menjalani pengangkatan pita suara.

Menurut Dr. Syahrial, ada beberapa cara untuk merehabilitasi suara pasien meskipun seluruh pita suara telah diangkat. Ia mengungkapkan, "Kita memiliki banyak cara untuk merehabilitasi suara walaupun seluruh pita suara sudah diangkat. Kalau pada stadium tiga, mungkin kita bisa mengangkat pita suara sebagian, namun untuk stadium empat harus dilakukan pengangkatan keseluruhan pita suara."

Lebih lanjut, pasien yang kehilangan pita suara sebagian atau utuh masih dapat menggunakan bantuan alat khusus bernama elektrolaring yang dapat menghasilkan suara tanpa memerlukan latihan khusus. Selain itu, teknik esophagus speech juga dapat digunakan, di mana pasien mampu mengeluarkan suara melalui lubang yang terdapat pada lehernya.

"Dengan latihan yang tepat dan konsisten, pasien masih mampu menghasilkan suara. Ada banyak cara untuk melakukan merehabilitasi, sehingga pasien tidak perlu takut untuk menjalani operasi," jelas Dr. Syahrial.

Selain itu, operasi juga dapat dilakukan dengan membuat saluran pernapasan baru, seperti lubang di trakea atau batang tenggorokan, di mana dokter dapat memasang tabung pernapasan pada lubang tersebut. Pentingnya deteksi dini juga ditekankan oleh Dr. Syahrial, karena dengan deteksi dini, kanker dapat ditangani secara cepat sehingga tindakan operasi pengangkatan pita suara tidak perlu dilakukan.

Bagaimana kita bisa membantu pasien yang telah kehilangan pita suara untuk tetap mampu berkomunikasi? Dr. Syahrial mengatakan bahwa alat bantu seperti elektrolaring dapat membantu pasien menghasilkan suara tanpa memerlukan latihan khusus.

Namun, selain dari itu, teknik esophagus speech juga menjadi pilihan lain di mana pasien dapat belajar untuk mengeluarkan suara melalui lubang yang terdapat pada lehernya. Dengan latihan yang tepat, pasien masih mampu menghasilkan suara. Banyak cara rehabilitasi yang dapat dilakukan, sehingga tentu saja, pasien tidak perlu takut untuk menjalani operasi.

Selain penggunaan elektrolaring dan teknik esophagus speech, operasi juga dapat menjadi solusi dalam kasus-kasus tertentu. Dengan membuat saluran pernapasan baru, seperti lubang di trakea atau batang tenggorokan, dokter kemudian dapat memasang tabung pernapasan pada lubang tersebut.

Namun demikian, deteksi dini sangat penting untuk dilakukan agar penanganan kanker dapat dilakukan secara tepat dan operasi pengangkatan pita suara tidak perlu dilakukan.

Menurut Dr. Syahrial, dengan deteksi dini, penanganan kanker pada stadium awal, seperti stadium satu, umumnya memiliki tingkat pemulihan yang bagus, terutama dengan penanganan radiasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk melakukan deteksi dini agar penanganan kanker, terutama kanker pita suara, dapat dilakukan secara tepat dan operasi pengangkatan pita suara tidak menjadi satu-satunya pilihan.

Dalam kasus pasien kanker pita suara, terutama pada stadium tiga atau empat, pengangkatan pita suara menjadi salah satu tindakan medis yang perlu dilakukan ketika pertumbuhan kanker sudah menyebar dan menyumbat saluran pernapasan.

Namun, dengan perkembangan teknologi dan metode rehabilitasi, pasien yang telah kehilangan pita suara masih memiliki beberapa opsi untuk tetap dapat berkomunikasi. Tentu saja, deteksi dini menjadi kunci utama untuk mencegah tindakan pengangkatan pita suara, sehingga penanganan kanker pita suara dapat dilakukan lebih efektif dan tepat.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved