Jangan Salah Paham! Ini 4 Mitos & Fakta Mengejutkan tentang Penyakit Jantung yang Masih Dipercaya Banyak Orang
Tanggal: 23 Apr 2025 19:17 wib.
Jantung adalah organ vital yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Peran penting ini menjadikan jantung sebagai pusat dari kehidupan kita. Namun, di tengah kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan jantung, masih banyak mitos yang beredar dan dipercaya sebagai fakta. Beberapa di antaranya bahkan bisa berisiko jika tidak diklarifikasi dengan pemahaman medis yang tepat.
Melalui pemaparan dari para ahli jantung terpercaya, artikel ini akan mengulas beberapa mitos paling umum tentang penyakit jantung dan fakta medis di baliknya. Jangan sampai kamu salah langkah karena informasi yang keliru!
1. Olahraga Malam Bikin Serangan Jantung, Benarkah?
Banyak orang ragu berolahraga di malam hari karena menganggapnya bisa memicu serangan jantung. Tapi benarkah demikian?
Menurut dr. Nanda Iryuza, Sp.JP(K), seorang spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan kardiologi intervensi dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, olahraga malam sebenarnya tidak berbahaya selama dilakukan dengan bijak.
“Waktu olahraga itu fleksibel, bisa pagi, siang, atau malam. Yang terpenting adalah tidak berlebihan dan tahu batas kemampuan tubuh,” ujar dr. Nanda melalui kanal YouTube resmi rumah sakit tersebut.
Hal senada juga disampaikan oleh dr. Siska Suridanda Danny, Sp.JP(K). Ia menekankan bahwa olahraga kompetitif yang intens sebaiknya dihindari, terutama bagi mereka yang sudah berusia di atas 40 tahun.
“Bukan soal malam atau paginya, tapi olahraga yang terlalu memaksakan diri bisa mencetuskan serangan jantung, apalagi kalau tujuannya cuma untuk menang,” jelasnya.
2. Pria Lebih Rentan Serangan Jantung Dibanding Wanita?
Ada kepercayaan umum bahwa pria lebih mudah mengalami serangan jantung dibanding wanita. Namun, menurut dr. Siska, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar.
“Risiko serangan jantung sebenarnya dimiliki oleh pria dan wanita. Hanya saja, pria umumnya lebih berisiko pada usia yang lebih muda. Sedangkan wanita cenderung mengalaminya di usia yang lebih lanjut,” ungkapnya.
Menariknya, komplikasi pada wanita sering kali lebih berat dan angka kematiannya pun lebih tinggi karena usia mereka yang sudah lebih lanjut ketika terkena serangan jantung.
3. Pasang Ring Jantung adalah Solusi Satu-satunya?
Mitos lain yang sering beredar adalah bahwa pemasangan ring jantung menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi serangan jantung. Ternyata, tidak selalu demikian.
Serangan jantung umumnya disebabkan oleh penyumbatan pada satu atau lebih pembuluh darah koroner. Untuk membuka sumbatan tersebut, ada dua pendekatan medis utama: pemasangan ring jantung (stent) dan terapi obat-obatan pengencer darah yang kuat (fibrinolitik).
“Jika ada nyeri dada hebat yang mengarah ke serangan jantung, segera periksa ke dokter. Dari situ bisa ditentukan apakah perlu pasang ring atau cukup dengan terapi obat,” kata dr. Siska.
Dr. Nanda menambahkan bahwa pemasangan ring memang menjadi prioritas karena efektivitasnya, namun juga tergantung pada ketersediaan fasilitas dan kesiapan rumah sakit.
“Kalau belum tersedia fasilitasnya, kita akan berikan obat pengencer darah terlebih dahulu sebelum pemasangan dilakukan,” paparnya.
4. Tidak Boleh Menyetir Setelah Pasang Ring Jantung
Ada juga anggapan bahwa seseorang yang baru saja menjalani pemasangan ring jantung tidak boleh menyetir kendaraan selamanya. Faktanya, ini hanyalah larangan sementara yang bertujuan untuk memastikan proses pemulihan berjalan optimal.
Menurut dr. Siska, masa pemulihan pasca prosedur ini memang memerlukan perhatian khusus, terutama jika ring dipasang karena kondisi darurat seperti serangan jantung. Namun jika ring dipasang untuk mencegah kondisi lebih parah (tanpa serangan jantung), maka larangannya bisa lebih fleksibel.
“Kalau ring dimasukkan lewat tangan, pasien sebaiknya tidak melakukan gerakan berat dulu, tapi biasanya bisa kembali ke aktivitas normal setelah beberapa minggu,” ujarnya.
Hal penting yang perlu ditekankan adalah bahwa pantangan pasca pasang ring tidak bersifat permanen. Justru, dengan pemulihan yang baik, pasien bisa kembali menjalani kehidupan normal, termasuk menyetir kendaraan.
Mitos seputar penyakit jantung memang banyak beredar dan sayangnya masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakat. Padahal, informasi keliru bisa berakibat fatal jika dijadikan dasar pengambilan keputusan kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara mitos dan fakta, serta selalu berkonsultasi langsung dengan tenaga medis profesional jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Dengan memahami informasi yang benar dari sumber yang terpercaya, kamu bisa menjaga jantung tetap sehat dan hidup lebih tenang tanpa dibayangi ketakutan yang tidak berdasar.