Jangan Abaikan! Ini Alasan Mengapa Imunisasi Wajib Dilakukan Sebelum Anak Usia 5 Tahun
Tanggal: 18 Apr 2025 18:18 wib.
Pneumonia dan diare masih menjadi dua penyebab kematian balita tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pneumonia menyumbang sekitar 15% dari total kematian balita secara global. Di Indonesia sendiri, dua dari tiga balita yang meninggal akibat pneumonia merupakan bayi di bawah satu tahun. Fakta ini disampaikan langsung oleh dr. Prima Yosefin, MKM, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes.
Namun, kabar baiknya, penyakit ini dapat dicegah dengan langkah sederhana namun sangat efektif: imunisasi. Salah satu vaksin penting dalam mencegah pneumonia adalah vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine). Vaksin ini dapat melindungi anak dari infeksi bakteri pneumokokus yang menjadi penyebab utama pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga tengah.
Vaksin PCV diberikan dalam tiga kali dosis, yakni saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 12 bulan. Tapi, bagaimana jika anak belum mendapatkan imunisasi pada waktu ideal tersebut? Tenang saja, orang tua masih dapat melakukan imunisasi kejar hingga anak berusia 5 tahun. Ini menjadi kesempatan emas untuk melindungi anak dari risiko kematian dan komplikasi serius akibat pneumonia.
Tak hanya pneumonia, diare akibat infeksi rotavirus juga masih menjadi momok menakutkan bagi orang tua. Menurut dr. Prima, diare yang parah dapat menyebabkan dehidrasi berat dan membahayakan nyawa anak. Lebih dari itu, diare kronis bisa mengganggu proses tumbuh kembang karena nutrisi yang seharusnya diserap tubuh malah terbuang bersama feses.
Untuk mencegahnya, vaksin rotavirus harus diberikan sejak dini. Jadwal pemberian vaksin ini adalah sebanyak tiga dosis, yaitu saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Namun, berbeda dari vaksin PCV, vaksin rotavirus hanya dapat diberikan hingga anak berusia maksimal 6 bulan dan 29 hari. Setelah lewat usia tersebut, anak tidak lagi bisa menerima vaksin rotavirus, karena risiko efek samping yang meningkat.
Meskipun pemerintah telah menyediakan vaksin secara gratis dan aman, kenyataannya sebanyak 28% anak di Indonesia belum menerima imunisasi dasar lengkap. Fakta ini didapat dari hasil survei Kemenkes yang menunjukkan masih banyak orang tua enggan mengimunisasi anak karena alasan yang cukup umum: takut anak disuntik lebih dari satu kali dalam satu kunjungan.
Padahal menurut data ilmiah yang dikumpulkan Kemenkes, tidak ada perbedaan signifikan dalam efek samping antara anak yang disuntik satu kali atau lebih dalam satu waktu. Reaksi tubuh seperti demam ringan, nyeri di area suntikan, atau rewel sesaat merupakan hal normal yang akan hilang dalam waktu singkat.
Selain ketakutan terhadap efek samping, ada juga hambatan lain seperti jadwal pelayanan imunisasi yang bentrok dengan jam kerja orang tua, terutama ibu. Beberapa orang tua juga masih kekurangan informasi mengenai jadwal imunisasi yang benar dan pentingnya melengkapi vaksinasi.
Melihat hal ini, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus berupaya menggalakkan edukasi dan ajakan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli terhadap imunisasi. “Imunisasi bukan hanya anjuran, tapi juga hak anak yang dijamin oleh undang-undang. Pemerintah sudah menyediakan vaksin aman dan gratis di fasilitas kesehatan terdekat,” jelas dr. Prima.
Ia juga menekankan bahwa orang tua yang terlambat membawa anak untuk vaksinasi tetap bisa melakukan imunisasi kejar. Jangan tunggu anak jatuh sakit dulu untuk menyadari pentingnya vaksin. Pencegahan jauh lebih murah dan lebih bijak dibandingkan pengobatan yang kompleks.
Maka dari itu, penting bagi kita—baik orang tua, keluarga besar, hingga komunitas masyarakat—untuk bersatu padu mendukung program imunisasi nasional. Jangan biarkan anak-anak kita menjadi bagian dari statistik balita yang meninggal hanya karena tidak mendapatkan vaksin yang seharusnya sudah tersedia.
Imunisasi bukan sekadar kewajiban, tapi bentuk kasih sayang, perlindungan, dan investasi masa depan bagi anak. Anak yang sehat akan tumbuh menjadi generasi yang kuat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Jadi, jika anak Anda belum mendapatkan vaksinasi lengkap, jangan tunda lagi. Kunjungi puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat dan tanyakan jadwal imunisasi kejar. Jangan biarkan kesempatan emas ini terlewat hanya karena kurang informasi atau rasa takut yang tidak berdasar.
Mari wujudkan masa depan Indonesia yang lebih sehat dan kuat dimulai dari anak-anak kita hari ini.