Jangan Abaikan! Cek Kuku dan Kaki Anda, Bisa Jadi Tanda Kolesterol Tinggi yang Mengancam Nyawa
Tanggal: 8 Jun 2025 14:50 wib.
Kolesterol tinggi adalah salah satu kondisi kesehatan yang kerap disepelekan karena sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Padahal, kolesterol tinggi dapat menjadi pemicu berbagai penyakit serius seperti serangan jantung dan stroke, yang bisa datang secara tiba-tiba dan berujung fatal.
Menurut British Heart Foundation, kolesterol tinggi disebut sebagai "faktor risiko tersembunyi" karena bisa berkembang tanpa disadari hingga akhirnya memicu kondisi kronis yang sulit ditangani. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang — baik muda maupun tua — untuk lebih waspada terhadap tanda-tanda fisik yang muncul di tubuh sebagai sinyal adanya gangguan kolesterol, termasuk perubahan pada kuku dan kaki.
Tes Darah: Satu-satunya Cara Pasti Mengenali Kolesterol Tinggi
Sampai saat ini, tes darah adalah metode paling akurat untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh. Tes ini akan menunjukkan tingkat LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan trigliserida dalam darah. Namun, banyak orang tidak menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan rutin karena merasa tubuhnya baik-baik saja.
Padahal, kolesterol tinggi bisa diam-diam menumpuk dalam pembuluh darah selama bertahun-tahun, hingga akhirnya menyebabkan penyumbatan yang memicu penyakit serius. Oleh karena itu, selain melakukan tes darah secara berkala, penting juga untuk memperhatikan gejala fisik yang muncul sebagai pertanda awal.
Kuku Bisa Jadi Cerminan Kesehatan Pembuluh Darah
Salah satu indikator fisik yang jarang diketahui orang adalah perubahan pada kuku. Orang yang mengalami kolesterol tinggi dapat menunjukkan gejala tertentu melalui kondisi kuku yang tampak lebih rapuh, pucat, atau bahkan memiliki guratan-guratan tertentu. Ini berkaitan dengan sirkulasi darah yang terganggu akibat pembuluh darah yang menyempit karena penumpukan kolesterol.
Selain kuku, bagian tubuh lain yang sering terpengaruh adalah kaki dan tungkai, yang menjadi sasaran dari komplikasi kolesterol tinggi, terutama penyakit pembuluh darah perifer (PVD).
Apa Itu Penyakit Pembuluh Darah Perifer?
Penyakit pembuluh darah perifer atau Peripheral Vascular Disease (PVD) adalah gangguan di mana pembuluh darah menyempit atau tersumbat, biasanya akibat kolesterol yang menumpuk. Kondisi ini menyebabkan aliran darah ke anggota tubuh bagian bawah, seperti kaki dan jari-jari, menjadi terbatas. Jika dibiarkan, PVD dapat berkembang menjadi gangguan yang lebih parah dan memicu kerusakan jaringan permanen.
Beberapa gejala khas dari PVD yang perlu diwaspadai antara lain:
Kram otot yang sering muncul di kaki, terutama saat berjalan atau malam hari.
Kaki terasa mati rasa atau kesemutan dalam waktu lama.
Perubahan warna kulit pada kaki seperti kebiruan, kemerahan, atau menjadi sangat pucat.
Luka atau bisul yang sulit sembuh, terutama di area kaki.
Penurunan pertumbuhan rambut di area kaki.
Kuku kaki menjadi rapuh atau tumbuh lambat.
Rasa nyeri pada jari kaki atau kaki bahkan saat tidak beraktivitas.
Kondisi ini bisa sangat menyakitkan dan mengganggu kualitas hidup seseorang. Jika penyumbatan darah sangat parah, rasa sakit bisa terus menerus muncul bahkan saat duduk atau beristirahat, dan dapat menjadi pertanda bahwa aliran darah ke anggota tubuh bagian bawah sudah sangat terganggu.
Siapa yang Berisiko Mengalami Kolesterol Tinggi?
Banyak orang beranggapan bahwa kolesterol tinggi hanya menyerang orang tua, tetapi kenyataannya anak muda pun bisa mengalaminya. Gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan berlemak, kurang olahraga, merokok, stres berlebihan, dan kurang tidur bisa memicu peningkatan kolesterol jahat dalam darah bahkan sejak usia muda.
Selain itu, faktor genetik juga bisa memengaruhi kadar kolesterol seseorang. Oleh karena itu, bahkan orang dengan tubuh ramping pun tidak selalu bebas dari risiko kolesterol tinggi.
Pencegahan: Gaya Hidup Sehat Adalah Kunci
Untuk mencegah komplikasi kolesterol tinggi, langkah utama yang harus dilakukan adalah menerapkan gaya hidup sehat. Berikut beberapa tips pencegahan yang dapat dilakukan:
Batasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh seperti gorengan, makanan cepat saji, dan daging berlemak.
Perbanyak konsumsi serat dari buah, sayur, dan biji-bijian.
Rutin berolahraga, minimal 30 menit sehari, 5 kali seminggu.
Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol.
Kelola stres dengan baik, karena stres kronis juga dapat memengaruhi kadar kolesterol.
Lakukan pemeriksaan kolesterol secara berkala, terutama jika Anda memiliki riwayat kolesterol tinggi dalam keluarga.