Jam Tidur Masyarakat Urban Semakin Pendek, Picu Risiko Penyakit Kronis?
Tanggal: 26 Mei 2025 12:28 wib.
Tampang.com | Gaya hidup cepat dan padat aktivitas membuat durasi tidur masyarakat urban semakin tergerus. Fenomena ini kini menjadi perhatian serius karena berkaitan langsung dengan meningkatnya risiko gangguan kesehatan kronis.
Tidur Kurang dari 6 Jam Jadi Tren Baru?
Di tengah padatnya aktivitas kerja, lembur, dan hiburan digital, banyak warga kota mengaku hanya tidur 4–6 jam per malam. Padahal, tubuh idealnya membutuhkan 7–9 jam tidur untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Kesehatan Terganggu, Imun Menurun
Kurang tidur dalam jangka panjang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kadar gula darah, dan mengganggu metabolisme. Hal ini membuka jalan bagi penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.
Pola Tidur Tidak Teratur Memicu Insomnia
Selain durasi yang singkat, kualitas tidur juga kerap terganggu. Banyak orang mengalami kesulitan tidur akibat paparan cahaya gawai atau beban pikiran. Jika tidak ditangani, kebiasaan ini dapat berkembang menjadi insomnia kronis.
Solusi: Disiplin Tidur dan Digital Detox
Ahli kesehatan menyarankan rutinitas tidur yang konsisten dan membatasi penggunaan perangkat digital sebelum tidur. Teknik relaksasi, olahraga ringan, dan konsumsi makanan sehat juga membantu meningkatkan kualitas tidur.
Dampak Sosial dan Produktivitas
Kurangnya tidur tak hanya memengaruhi kesehatan, tetapi juga berdampak pada konsentrasi, emosi, hingga performa kerja. Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengurangi produktivitas dan meningkatkan risiko kecelakaan kerja.