Sumber foto: iStock

Jalan Kaki Sebelum atau Sesudah Makan, Mana yang Lebih Ampuh Turunkan Berat Badan dan Jaga Kesehatan?

Tanggal: 25 Jun 2025 09:14 wib.
Olahraga merupakan pilar utama dalam menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh secara menyeluruh. Di antara berbagai bentuk aktivitas fisik, jalan kaki menjadi pilihan paling praktis dan mudah dilakukan siapa saja. Tak hanya bermanfaat untuk memperkuat jantung dan memperbaiki suasana hati, aktivitas sederhana ini juga berperan dalam memperbaiki kualitas tidur dan mengatur berat badan.

Namun, satu pertanyaan kerap muncul: kapan waktu terbaik untuk berjalan kaki—sebelum makan atau sesudah makan? Untuk menjawabnya, kita perlu memahami manfaat masing-masing waktu tersebut berdasarkan temuan ilmiah dan pendapat para ahli.

Berjalan Kaki Sebelum Makan: Efektif Bakar Lemak dan Tingkatkan Energi

Jika Anda termasuk orang yang suka beraktivitas pagi hari dengan perut kosong, ini bisa menjadi strategi efektif untuk membakar lemak tubuh. Menurut sejumlah penelitian, melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki selama 3–4 jam di pagi hari sebelum sarapan mampu meningkatkan metabolisme tubuh secara signifikan.

Studi ilmiah menunjukkan bahwa olahraga sebelum makan dapat membakar lemak hingga 70% lebih banyak dibandingkan mereka yang berolahraga dua jam setelah makan. Hal ini terjadi karena tubuh tidak memiliki sumber energi dari makanan, sehingga memanfaatkan cadangan lemak sebagai bahan bakar utama.

Tak hanya mempercepat pembakaran lemak, berjalan kaki sebelum makan juga:



Melancarkan sirkulasi darah


Meningkatkan energi dan fokus di pagi hari


Mengurangi kadar lipid (lemak jahat) dalam darah


Menstabilkan kadar gula darah sebelum asupan makanan masuk



Dengan kombinasi manfaat ini, jalan kaki sebelum makan bisa menjadi rutinitas yang mendukung gaya hidup sehat dan penurunan berat badan.

Jalan Kaki Setelah Makan: Bantu Pencernaan dan Kendalikan Gula Darah

Sementara itu, bagi Anda yang lebih suka berjalan kaki setelah makan, jangan khawatir — manfaatnya pun tak kalah besar. Aktivitas ringan setelah makan terbukti mendukung proses pencernaan dan mengurangi keluhan perut kembung atau rasa penuh yang sering muncul setelah makan besar.

Sebuah penelitian menemukan bahwa berjalan selama 10–15 menit setelah makan mampu meredakan gangguan pencernaan seperti sendawa berlebih dan perut bergas. Ini karena gerakan tubuh membantu mempercepat aktivitas sistem pencernaan, sehingga makanan dapat diproses lebih cepat dan efisien.

Selain itu, berjalan kaki setelah makan juga mendukung pengaturan kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes atau mereka yang rentan mengalami lonjakan glukosa setelah makan. Dengan bergerak ringan, tubuh langsung menggunakan sebagian glukosa sebagai energi, sehingga tidak menumpuk di dalam darah.

Manfaat lainnya:



Menstabilkan kadar insulin


Mengurangi risiko refluks asam lambung


Meningkatkan efektivitas metabolisme


Mendukung program diet dan penurunan berat badan



Menariknya, sebuah riset tahun 2011 mengungkap bahwa berjalan cepat selama 30 menit setelah makan memiliki efek lebih besar dalam menurunkan berat badan dibandingkan dengan berjalan satu jam setelah makan.

Lalu, Mana yang Lebih Baik?

Jika melihat dari manfaatnya, baik berjalan kaki sebelum maupun sesudah makan memiliki keunggulan tersendiri. Semuanya tergantung pada tujuan pribadi dan kondisi kesehatan Anda.



Jika ingin fokus membakar lemak dan memaksimalkan metabolisme, maka berjalan sebelum makan (khususnya di pagi hari) menjadi pilihan tepat.


Sementara jika Anda ingin meningkatkan kualitas pencernaan, mengontrol gula darah, dan menjaga kenyamanan setelah makan, maka berjalan setelah makan sangat dianjurkan.



Kunci utamanya adalah konsistensi dan durasi yang tepat. Anda tak perlu berjalan jauh atau terlalu lama—cukup 15–30 menit setiap sesi sudah cukup untuk memberikan dampak positif bagi tubuh.

Tips Menyesuaikan Waktu Jalan Kaki Sesuai Kondisi

Untuk hasil yang optimal, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan:



Jangan berjalan terlalu cepat setelah makan besar, berikan jeda sekitar 10–15 menit sebelum mulai berjalan agar tidak mengganggu pencernaan.


Hindari berjalan terlalu malam karena bisa mengganggu tidur Anda, terutama jika tubuh terlalu aktif setelah makan malam.


Pastikan tetap terhidrasi sebelum dan sesudah berjalan.


Jika Anda mengalami gangguan lambung atau asam, cobalah jalan kaki ringan dengan intensitas rendah agar tidak memperparah gejala.


Gunakan sepatu nyaman dan hindari permukaan yang terlalu keras untuk mengurangi tekanan pada sendi.



Kesimpulan: Pilih Waktu yang Cocok, Tetap Bergerak Sehat

Berjalan kaki adalah aktivitas fisik yang sangat fleksibel dan ramah untuk semua kalangan. Baik dilakukan sebelum maupun sesudah makan, jalan kaki membawa dampak positif bagi tubuh jika dilakukan dengan cara dan waktu yang tepat.

Jadi, tidak perlu memilih salah satu secara mutlak. Anda bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan dan ritme harian Anda. Yang terpenting, pastikan Anda tetap aktif setiap hari dan menjadikan jalan kaki sebagai bagian dari gaya hidup sehat jangka panjang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved