Sumber foto: Unsplash

Jajanan Pasar dan Risiko Kesehatan: Apa Saja Bahayanya?

Tanggal: 8 Jul 2024 17:12 wib.
Jajanan pasar adalah salah satu ciri khas kuliner Indonesia yang sangat populer di kalangan masyarakat. Beragam rasa, bentuk, dan warna jajanan pasar mampu memikat lidah siapa pun yang mencicipinya. Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua jajanan pasar aman dikonsumsi? Bahkan, beberapa di antaranya ditemukan mengandung bahan-bahan berbahaya yang dapat menimbulkan risiko kesehatan, termasuk bahkan kanker. 

Plt Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Lucia Rizka Andalusia mengungkapkan temuan yang mengkhawatirkan terkait dengan banyaknya jajanan pasar yang menggunakan bahan tambahan tidak aman. Salah satunya adalah penggunaan formalin pada berbagai jenis jajanan, seperti bakso, soto mie, dan mie goreng. Menurutnya, formalin digunakan untuk membuat jajanan tersebut awet dan tahan lebih lama, bahkan hingga berbulan-bulan. Hal ini tentu saja menciptakan risiko serius bagi kesehatan konsumen.

Bukan hanya formalin, pewarna rhodamin B dan metanil yellow juga sering ditemukan dalam beberapa jajanan pasar. Kedua bahan kimia tersebut sebenarnya tidak boleh digunakan dalam produk makanan karena berpotensi membahayakan kesehatan. Metanil yellow, misalnya, secara luas digunakan dalam industri tekstil, cat, dan kertas, namun konsumsi zat warna ini dapat menyebabkan berbagai gangguan pencernaan dan berpotensi meningkatkan risiko kanker kandung kemih.

Sementara itu, rhodamin B yang bersifat karsinogenik, juga digunakan dalam berbagai industri, termasuk tekstil, sabun, kayu, plastik, dan kulit. Konsumsi rhodamin B dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan meningkatkan risiko terkena kanker hati. Dengan demikian, jelas bahwa keberadaan bahan-bahan berbahaya ini dalam jajanan pasar dapat menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan konsumen.

Ternyata, bukan hanya makanan ringan seperti kerupuk yang turut terlibat dalam masalah ini. Kerupuk, salah satu jajanan pasar yang sangat populer, juga ditemukan mengandung boraks. Rizka menegaskan bahwa kehadiran bahan-bahan berbahaya ini dalam jajanan pasar sebagian besar dipicu oleh faktor harga, dimana penggunaan bahan tambahan berbahaya cenderung lebih murah. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan sanksi sosial bagi para pedagang yang menggunakan bahan tambahan berbahaya dalam jajanan pasar.

Untuk mengatasi masalah ini, BPOM melakukan langkah preventif dengan menggalakkan uji cepat kandungan bahan tambahan makanan berbahaya melalui laboratorium keliling. Hal ini dilakukan guna memantau dan mengurangi peredaran jajanan pasar yang mengandung bahan-bahan berbahaya di masyarakat. Selain itu, partisipasi aktif dari masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk menekan laju konsumsi jajanan pasar yang potensial mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved