ISPA Mewabah Lagi! Polusi Udara Picu Lonjakan Pasien, Anak dan Lansia Paling Rentan
Tanggal: 15 Mei 2025 08:11 wib.
Tampang.com | Musim kemarau panjang dan peningkatan aktivitas kendaraan bermotor membuat kualitas udara di sejumlah kota besar Indonesia kembali memburuk. Akibatnya, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) melonjak tajam, terutama menyerang anak-anak dan lansia yang daya tahan tubuhnya lebih lemah.
Lonjakan Pasien di Fasilitas Kesehatan
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat lebih dari 35.000 kasus ISPA dalam dua bulan terakhir, dengan gejala umum berupa batuk, sesak napas, hingga demam tinggi. Rumah sakit dan puskesmas pun dipenuhi pasien dengan keluhan pernapasan, mayoritas berasal dari kelompok usia rentan.
“Dalam sehari, pasien ISPA bisa mencapai lebih dari 100 orang. Dominasi anak-anak dan lansia,” ujar dr. Riko Hadi, dokter umum di Puskesmas Kramat Jati.
Polusi Udara sebagai Pemicu Utama
Berdasarkan data IQAir per April 2025, indeks kualitas udara di Jakarta, Bandung, dan Medan masuk kategori “tidak sehat”. Partikulat halus PM2.5 dan senyawa berbahaya lainnya menumpuk di udara, memicu gangguan pernapasan akut jika terhirup dalam jangka waktu lama.
Kebijakan Pemerintah Dinilai Kurang Tanggap
Meski pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk memakai masker dan membatasi aktivitas luar ruang, para pengamat menilai tindakan ini belum menyentuh akar masalah: pembatasan emisi dan pengendalian sumber polusi.
“Solusi jangka pendek seperti bagi masker tidak akan cukup. Harus ada pembatasan emisi industri dan kendaraan pribadi,” kritik Nina Wardani, peneliti lingkungan dari Universitas Indonesia.
Perlindungan untuk Kelompok Rentan Mendesak
Anak-anak, ibu hamil, dan lansia menjadi kelompok yang paling terpapar dampak buruk polusi. Para dokter mendorong pemerintah daerah menyediakan ruang publik dengan sirkulasi udara bersih dan memberikan edukasi preventif yang lebih masif ke masyarakat.
“Kalau kondisi ini dibiarkan, kita bukan hanya bicara soal ISPA, tapi juga kerusakan paru jangka panjang,” ujar dr. Riko.