Sumber foto: Google

Intermittent Fasting Lagi Tren, Efektif Turunkan Berat Badan atau Sekadar Gaya Hidup Hits?

Tanggal: 17 Mei 2025 13:14 wib.
Tampang.com | Tren diet intermittent fasting (IF) kian populer di media sosial. Banyak yang mengklaim berhasil menurunkan berat badan hanya dengan mengatur jam makan, tanpa mengubah jenis makanan. Namun di balik popularitasnya, muncul banyak pertanyaan tentang efektivitas dan keamanannya.

Bukan Diet Ajaib, Tapi Soal Disiplin Waktu
Intermittent fasting bukanlah jenis diet yang mengatur apa yang dimakan, melainkan kapan makan. Umumnya dilakukan dengan pola 16:8 (puasa 16 jam dan makan dalam 8 jam), namun pola ini tidak cocok untuk semua orang, terutama yang memiliki kondisi medis tertentu.

“Orang dengan maag kronis atau gangguan metabolik perlu sangat berhati-hati,” jelas dr. Vania Sari, ahli nutrisi klinis.

Penurunan Berat Badan Bisa Tapi Tak Selalu Sehat
Penurunan berat badan bisa terjadi karena pengurangan kalori total harian. Namun, tanpa pemilihan makanan yang tepat, IF justru bisa menyebabkan defisiensi nutrisi, gangguan konsentrasi, hingga gangguan siklus hormon.

Efek Samping yang Sering Diabaikan
Banyak pelaku IF yang mengeluh pusing, lemas, atau susah fokus, terutama di awal masa adaptasi. Hal ini wajar, tapi jika dibiarkan tanpa pendampingan ahli, justru bisa berdampak buruk jangka panjang.

Solusi: Personalized Diet Lebih Disarankan
Ahli gizi menekankan pentingnya menyesuaikan pola makan dengan kondisi fisik dan aktivitas harian seseorang. Intermittent fasting bisa efektif, tapi bukan solusi tunggal. Edukasi gizi seimbang dan gaya hidup aktif tetap kunci utama.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved