Imunisasi untuk Lansia Masih Diabaikan, Padahal Risiko Penyakit Tinggi di Musim Pancaroba

Tampang.com | Saat musim pancaroba tiba, kelompok lansia menjadi yang paling rentan terkena berbagai penyakit seperti flu berat, pneumonia, dan infeksi saluran pernapasan. Namun ironisnya, imunisasi dewasa untuk lansia masih belum menjadi prioritas nasional.

Minimnya Cakupan Imunisasi untuk Lansia
Berdasarkan data Kemenkes tahun 2023, hanya sekitar 10% lansia di Indonesia yang mendapatkan vaksinasi rutin seperti influenza atau pneumonia. Padahal kedua jenis vaksin tersebut direkomendasikan WHO untuk usia di atas 60 tahun.

“Padahal, lansia memiliki sistem imun yang lebih lemah, sehingga vaksin sangat penting untuk mencegah komplikasi serius,” kata dr. Dwi Hartono, dokter geriatri dari RSUP Persahabatan.

Kurangnya Edukasi dan Akses
Salah satu kendala utama adalah rendahnya literasi masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi dewasa. Selain itu, banyak layanan kesehatan yang tidak secara aktif menawarkan vaksinasi untuk lansia.

“Orang tua kita lebih mengenal imunisasi untuk bayi, tapi tidak tahu bahwa lansia juga butuh perlindungan serupa,” ujar dr. Dwi.

Musim Pancaroba Menjadi Pemicu Lonjakan Kasus
Perubahan cuaca ekstrem yang terjadi saat pancaroba memperburuk situasi. Kasus pneumonia dan ISPA pada lansia biasanya meningkat tajam antara bulan Maret–Mei dan Oktober–Desember.

“Musim pancaroba seperti jebakan bagi yang imunitasnya lemah. Lansia harus lebih siap, salah satunya dengan vaksin,” tambah dr. Dwi.

Perlunya Dukungan Kebijakan yang Lebih Serius
Pemerintah telah menyediakan beberapa vaksin dewasa melalui program BPJS, tetapi sosialisasinya minim. Banyak lansia tidak tahu bahwa vaksin influenza bisa diperoleh secara gratis di beberapa fasilitas kesehatan.

“Kalau tidak ada dorongan kebijakan yang kuat, kita hanya akan terus bereaksi saat kasus meningkat, bukan mencegah sejak awal,” jelas dr. Rika Anggraini, epidemiolog dari Universitas Airlangga.

Investasi Kesehatan Jangka Panjang
Pemberian imunisasi bagi lansia dinilai sebagai investasi jangka panjang dalam mencegah beban biaya kesehatan akibat rawat inap dan komplikasi penyakit.

“Lansia yang sehat akan mengurangi tekanan pada keluarga, tenaga kesehatan, dan anggaran negara,” tutup dr. Rika.