Ibu Hamil Minim Akses Layanan Medis, Ancaman Kematian Masih Mengintai!
Tanggal: 13 Mei 2025 22:15 wib.
Tampang.com | Di tengah kemajuan teknologi dan gencarnya kampanye kesehatan, fakta di lapangan justru memperlihatkan sisi gelap sistem pelayanan ibu hamil di Indonesia. Ribuan ibu masih mengalami kehamilan dan persalinan tanpa pendampingan medis yang layak, terutama di wilayah terpencil.
Angka Kematian Ibu Masih Tinggi
Data dari BKKBN menunjukkan bahwa angka kematian ibu (AKI) pada 2024 masih berada di kisaran 175 per 100.000 kelahiran hidup. Mayoritas kasus disebabkan oleh komplikasi yang sebenarnya bisa dicegah dengan pemantauan rutin dan tindakan medis cepat—jika akses layanan tersedia.
“Saat pendarahan atau komplikasi muncul, fasilitas medis terlalu jauh. Banyak yang tak sempat ditangani,” kata dr. Teti Nurlaela, spesialis obstetri dari RSUD Cirebon.
Puskesmas Tak Lengkap, Bidan Minim, Rujukan Terlambat
Di berbagai daerah, Puskesmas belum mampu menangani kasus kehamilan risiko tinggi karena kekurangan peralatan dan tenaga medis. Bahkan banyak desa belum memiliki bidan tetap. Ketika terjadi kegawatdaruratan, sistem rujukan sering kali lambat karena kendala transportasi dan biaya.
“Bidan desa tidak selalu tersedia 24 jam, sedangkan RS rujukan jaraknya bisa 3 jam perjalanan,” ujar Teti.
Edukasi Kehamilan Masih Lemah
Masalah lainnya adalah minimnya pemahaman ibu hamil dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Banyak yang menganggap nyeri atau pendarahan sebagai hal biasa, padahal bisa jadi gejala preeklamsia atau kondisi serius lain.
“Tanpa edukasi, deteksi dini mustahil dilakukan. Padahal keselamatan ibu sangat bergantung pada respons cepat,” tambah Teti.
Solusi: Perkuat Layanan Primer dan Sistem Transportasi Darurat
Pemerintah perlu memastikan seluruh desa memiliki minimal satu bidan aktif serta memperluas jangkauan mobil ambulans desa. Selain itu, pelatihan kader kesehatan untuk edukasi ibu hamil secara door-to-door bisa sangat efektif dalam mencegah keterlambatan penanganan.
Ibu Sehat, Bangsa Kuat
Menjaga nyawa ibu hamil bukan hanya urusan kesehatan, tapi bentuk penghargaan terhadap generasi penerus bangsa. Setiap ibu berhak mendapatkan layanan medis yang layak—kapan pun dan di mana pun.