Haid Deras Tak Selalu Normal: Fakta Mengejutkan tentang Perdarahan Menstruasi Berat yang Jarang Disadari Wanita!
Tanggal: 8 Jun 2025 14:52 wib.
Perdarahan menstruasi yang berlebihan, atau yang dikenal dalam dunia medis sebagai Heavy Menstrual Bleeding (HMB), seringkali dianggap sebagai hal biasa oleh banyak wanita. Padahal, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius jika dibiarkan tanpa penanganan.
HMB atau dalam bahasa Indonesia disebut Perdarahan Menstruasi Berat (PMB), terjadi ketika seorang wanita mengeluarkan darah haid lebih dari jumlah normal, baik dari sisi volume maupun durasinya. Umumnya, wanita akan kehilangan sekitar 30-40 ml darah selama satu siklus haid. Namun, pada penderita PMB, jumlah darah yang dikeluarkan bisa melebihi 80 ml—setara dengan sekitar 16 sendok teh dalam satu periode haid.
Mengapa Banyak Wanita Mengabaikannya?
Salah satu tantangan terbesar dalam mengenali PMB adalah anggapan keliru bahwa haid yang deras merupakan bagian dari ‘normal baru’ bagi sebagian wanita. Padahal, menurut dr. Achmad Kemal Harzif, Sp.OG, Subsp. FER, dalam sebuah sesi Media Briefing di Jakarta Selatan (26 Mei 2025), satu dari empat perempuan usia produktif berisiko mengalami PMB.
“Banyak perempuan yang belum menyadari bahwa menstruasi deras dan berkepanjangan bukanlah hal biasa. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti anemia, sesak napas, bahkan meningkatkan risiko gangguan jantung,” jelasnya.
Tanda-Tanda PMB yang Perlu Diwaspadai
Ada beberapa gejala utama yang menjadi indikator seseorang mengalami PMB:
Harus mengganti pembalut setiap dua jam atau lebih sering karena penuh
Durasi menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari
Darah yang keluar berbentuk gumpalan besar
Rasa nyeri luar biasa di area perut bawah yang mengganggu aktivitas sehari-hari
Jika mengalami satu atau lebih dari gejala di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Apa Penyebab PMB?
PMB tidak terjadi tanpa alasan. Sejumlah kondisi medis bisa menjadi pemicu munculnya perdarahan hebat saat haid. Beberapa di antaranya adalah:
Polip endometrium: pertumbuhan jaringan non-kanker yang muncul di lapisan dalam rahim atau leher rahim
Endometriosis: pertumbuhan jaringan rahim di luar dinding rahim
Radang panggul
Ketidakseimbangan hormon
Ovulasi yang tidak teratur
Adenomiosis, dan kondisi medis lainnya
Diagnosis awal yang akurat menjadi kunci penting dalam menentukan metode pengobatan yang paling tepat untuk PMB.
Pilihan Terapi untuk PMB
Dalam dunia medis, ada beberapa pendekatan terapi yang bisa digunakan untuk menangani PMB, tergantung pada kondisi dan kebutuhan pasien.
Jika pasien sedang dalam program kehamilan, maka pendekatan non-invasif seperti pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dan asam traneksamat akan menjadi prioritas utama. Obat ini berfungsi untuk mengurangi peradangan dan memperlambat aliran darah selama menstruasi.
Namun, jika pasien tidak sedang merencanakan kehamilan, dokter biasanya akan menyarankan penggunaan Levonorgestrel-Releasing Intrauterine System (LNG-IUS). Ini adalah alat kontrasepsi berbentuk T kecil yang dimasukkan langsung ke dalam rahim. Meski dikenal sebagai alat KB, perangkat ini juga terbukti sangat efektif untuk mengendalikan PMB.
Bagaimana Cara Kerja LNG-IUS?
LNG-IUS melepaskan hormon levonorgestrel secara perlahan-lahan ke dalam rahim, yang berfungsi menipiskan lapisan endometrium (lapisan dinding rahim). Dengan begitu, produksi darah menstruasi akan menurun drastis. Berbeda dengan pil kontrasepsi oral, LNG-IUS bekerja secara lokal sehingga efek samping sistemiknya lebih minimal.
Beberapa penelitian klinis menunjukkan bahwa LNG-IUS mampu mengurangi perdarahan secara signifikan hingga lima tahun pemakaian. Bahkan, menurut berbagai panduan medis internasional, metode ini telah direkomendasikan sebagai terapi lini pertama untuk PMB karena efisiensinya yang terbukti secara ilmiah.
Mengapa Penanganan Dini Itu Penting?
Tanpa penanganan yang tepat, PMB dapat menyebabkan komplikasi serius seperti anemia kronis yang berdampak pada performa kerja dan kualitas hidup. Dalam jangka panjang, kekurangan zat besi akibat kehilangan darah terus-menerus bisa melemahkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Selain itu, rasa sakit yang menyertai PMB sering kali berdampak pada kondisi psikologis wanita, mulai dari kelelahan kronis, stres, hingga depresi ringan akibat terganggunya aktivitas harian.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda merasa menstruasi Anda berlangsung lebih lama dari biasanya, dengan volume darah yang tidak wajar atau mengalami nyeri yang ekstrem, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan. Diagnosis dan penanganan sejak dini akan sangat membantu untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Dengarkan Sinyal Tubuh Anda
Menstruasi bukan sekadar rutinitas bulanan. Saat tubuh mengirimkan sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres—seperti perdarahan berlebih atau rasa nyeri yang tidak wajar—maka penting untuk mendengarkannya. Jangan anggap remeh PMB, karena dengan penanganan yang tepat, kondisi ini bisa dikendalikan sehingga Anda tetap bisa menjalani hari-hari dengan nyaman dan sehat.