Golongan Darah dan Risiko Serangan Jantung: Mengapa Ini Bisa Berhubungan?
Tanggal: 26 Jan 2025 21:17 wib.
Pernahkah Anda mendengar bahwa golongan darah bisa memengaruhi risiko serangan jantung? Meskipun banyak orang menganggap golongan darah hanya penting dalam transfusi darah, penelitian terbaru menunjukkan kaitan yang lebih dalam antara golongan darah tertentu dan peningkatan risiko serangan jantung.
Penelitian ini membuka wawasan baru yang menarik, mengungkap fakta bahwa golongan darah A dan B lebih rentan terhadap penggumpalan darah, yang pada akhirnya meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh American Heart Association pada tahun 2020, golongan darah A dan B memiliki kecenderungan 50% lebih tinggi untuk mengalami trombosis vena dalam (penggumpalan darah di kaki) dan 47% lebih besar risiko emboli paru (gumpalan darah yang menjalar ke paru-paru) dibandingkan dengan orang yang memiliki golongan darah O.
Bahkan, golongan darah A dan B memiliki risiko 8% lebih besar untuk mengalami serangan jantung dan 10% lebih besar untuk mengalami gagal jantung. Fakta ini cukup mengejutkan, mengingat banyak orang tidak menyadari bahwa golongan darah bisa memengaruhi kesehatan jantung mereka.
Penelitian lain yang dilakukan oleh peneliti dari European Society of Cardiology memperkuat temuan tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah B memiliki risiko 15% lebih tinggi untuk terkena serangan jantung, sementara orang dengan golongan darah A berisiko 11% lebih tinggi untuk mengalami gagal jantung dibandingkan dengan pemilik golongan darah O.
Serangan jantung dan gagal jantung memang berbeda, dengan serangan jantung terjadi secara mendadak akibat terhentinya aliran darah ke jantung, sedangkan gagal jantung berkembang secara perlahan.
Lalu, mengapa golongan darah berhubungan dengan pembekuan darah dan risiko serangan jantung? Mary Cushman, seorang ahli hematologi di University of Vermont Medical Center, menjelaskan bahwa salah satu penyebabnya terkait dengan faktor von Willebrand, yang ada dalam darah.
Faktor ini berperan dalam proses pembekuan darah. Orang dengan golongan darah O cenderung memiliki kadar faktor von Willebrand yang lebih rendah, yang mengurangi risiko pembekuan darah yang abnormal. Sementara itu, golongan darah A dan B cenderung memiliki konsentrasi faktor ini yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan kecenderungan untuk mengalami penggumpalan darah.
Selain faktor ini, perbedaan dalam trombosit, yaitu fragmen sel kecil yang membantu pembekuan darah, juga bisa menjadi penyebab. Pada orang dengan golongan darah A dan B, trombosit cenderung lebih reaktif, sehingga lebih mudah membentuk gumpalan yang dapat menghalangi aliran darah ke jantung dan menyebabkan serangan jantung.
Namun, selain golongan darah, ada banyak faktor lain yang berperan dalam meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-faktor seperti usia, gaya hidup, dan kondisi medis turut berkontribusi pada kesehatan jantung seseorang.
Misalnya, pria yang berusia 45 tahun ke atas dan wanita di atas 55 tahun lebih rentan mengalami serangan jantung. Merokok, baik sebagai perokok aktif maupun karena paparan asap rokok, juga meningkatkan risiko.
Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, diabetes, dan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang olahraga atau pola makan yang buruk dapat memperburuk kondisi jantung. Stres yang berlebihan, penggunaan obat-obatan terlarang, hingga kondisi autoimun juga bisa meningkatkan peluang terjadinya serangan jantung.
Namun, jangan khawatir, meski golongan darah bisa mempengaruhi risiko, ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengurangi kemungkinan serangan jantung. Memiliki pola makan sehat, seperti mengonsumsi buah-buahan, sayuran, serat, dan lemak sehat, serta menghindari makanan olahan, lemak trans, dan garam, adalah salah satu cara efektif.
Selain itu, berolahraga secara teratur juga sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung. Aktivitas fisik yang cukup membantu mengurangi kolesterol jahat, menurunkan tekanan darah, dan menjaga berat badan ideal, yang semuanya berkontribusi pada pencegahan serangan jantung.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi masalah sejak dini. Memahami faktor risiko dan menjaga gaya hidup sehat adalah kunci untuk hidup lebih lama dengan jantung yang sehat.