Sumber foto: Google

Generasi Muda Dilanda Cemas dan Burnout, Kesehatan Mental Jadi Alarm Nasional?

Tanggal: 12 Mei 2025 22:42 wib.
Tampang.com | Dalam beberapa tahun terakhir, masalah kesehatan mental seperti kecemasan (anxiety), depresi, dan burnout tak lagi jadi isu pinggiran. Kini, fenomena ini muncul masif, terutama di kalangan generasi muda usia 18–35 tahun. Data dari Riskesdas dan berbagai survei menunjukkan peningkatan signifikan kasus gangguan psikologis, bahkan sejak remaja.

“Banyak mahasiswa dan pekerja muda merasa hidup mereka terlalu cepat, tuntutan tinggi, tapi arah hidup tidak jelas. Ini jadi pemicu utama kecemasan dan burnout,” ungkap Mery Latif, psikolog klinis dan dosen Fakultas Psikologi UI.

Faktor Pendorong Kian Kompleks
Beberapa pemicu utama yang memperparah kondisi kesehatan mental generasi muda Indonesia antara lain:



Tekanan ekonomi dan persaingan kerja yang makin keras


Ketergantungan pada media sosial dan ekspektasi tidak realistis


Kurangnya ruang aman untuk mengekspresikan emosi


Minimnya akses layanan psikologis yang terjangkau



“Stigma terhadap orang yang mengalami masalah mental masih kuat. Banyak yang takut dibilang lemah atau gila jika pergi ke psikolog,” tambah Mery.

Layanan Psikologis Masih Mahal dan Terbatas
Ketersediaan layanan psikolog di Indonesia masih belum merata, dengan rasio satu psikolog untuk lebih dari 100.000 penduduk. Biaya konsultasi yang tinggi, mulai dari Rp150 ribu hingga Rp500 ribu per sesi, juga jadi penghalang besar, terutama bagi pelajar dan pekerja entry level.

“Jika pemerintah menganggap ini sebagai krisis kesehatan publik, maka layanan psikologi harus masuk dalam cakupan BPJS atau difasilitasi secara gratis di kampus dan puskesmas,” tegas Mery.

Solusi: Bangun Budaya Sehat Mental
Para ahli sepakat bahwa untuk mengatasi lonjakan masalah mental, Indonesia butuh langkah kolektif dan menyeluruh:



Integrasi edukasi kesehatan mental dalam kurikulum sekolah dan kampus


Penyediaan layanan psikolog gratis atau subsidi melalui negara


Pelatihan dasar konseling bagi guru dan HR perusahaan


Kampanye nasional untuk hilangkan stigma terhadap gangguan mental



“Ini bukan sekadar soal individu yang lemah, tapi kondisi sosial yang kian menekan. Sudah saatnya kita memprioritaskan kesehatan jiwa seperti halnya kesehatan fisik,” pungkas Mery.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved